Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto memastikan rencana investasi Tesla di Indonesia cuma untuk industri otomotif, bukan sektor antariksa.
Seperti diketahui perusahaan teknologi yang berkutat pada industri mobil listrik Tesla juga memiliki divisi khusus bakal kebutuhan antariksa yakni SpaceX.
Sebelumnya sempat ada dugaan Tesla berniat investasi di Indonesia bakal SpaceX. Dugaan ini mencuat usai Kepala Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional Thomas Djamaluddin mengaku pernah melakukan pertemuan dengan pihak SpaceX saat Space Symposium di Amerika Serikat 2019.
Thomas juga menyebut pihaknya sangat terbuka jika Tesla melalui Space X akan melibatkan Indonesia untuk membangun bandar antariksanya.
“Memang ini kami (Tesla-Indonesia fokusnya masih di ESS (energi storage system) dan baterai ev (electric vehicle),” kata Septian secara virtual, Jumat (5/2).
Meski begitu, ia bilang pada dasarnya Indonesia siap jika Tesla berkeinginan menjalin kerjasama dalam bidang keantariksaan.
“Ya fokus kami baru di dua hal ini. Jadi kami masih nunggu lah (SpaceX), tapi ya kami siap aja,” ujarnya.
RI terima proposal Tesla
Septian mengaku bila pemerintah sudah mengantongi proposal terkait investasi otomotif dari Tesla. Ada dua sektor investasi yang bakal dibuat.
Pertama, membangun industri baterai kendaraan listrik dan kedua kemungkinan akan berinvestasi di bidang ESS. Menurut dia ESS laiknya power bank raksasa yang memiliki kapasitas daya hingga 100 megawat. Power bank raksasa itu dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik peaker.
Namun, detail proposal dan investasi Tesla belum dapat diurai Septian. Kata dia pihaknya masih mendalami proposal, serta berniat melakukan pertemuan secara virtual dengan Tesla pekan depan sebagai tindak lanjut ‘negosiasi’.
“Kami sedang pelajari secara internal dan next week kami akan ketemu mereka untuk mendapat penjelasan secara resmi,” ucap Septian.
Transfer teknologi mobil listrik
Menurut dia proposal Tesla terbilang menarik sebab teknologi yang akan digunakan terkait industri baterai berbeda ketimbang produsen lain seperti CATL, maupun LG. Dua produsen itu diketahui sudah lebih dahulu melakukan penjajakan dengan Indonesia.
“Jadi kenapa kalau dari kami excited kerjasama dengan Tesla. Kalai dibilang Tesla untuk teknologi litium baterai mobil menjadi salah satu terbaik dunia,” ungkapnya.
“Jaid saya pikir kalau kita ada investasi dari CATL, LG, yang memang mereka produsen lithium baterai yang teknologinya sangat baik, plus ditambah Tesla. Jadi saya pikir kita anak bangsa bisa banyak belajar nanti,” kata dia.
Septian bilang pemerintah tidak lupa meminta kepada Tesla maupun produsen lain agar sekaligus melakukan transfer teknologi.
“Karena satu hal yang kami minta dari mereka ada transfer teknologi jadi ini kesempatan yang baik dimana kita memiliki oportuniti untuk bekerjasama dengan tiga perusahaan kelas dunia yang sangat advance,” ucapnya.
RI antisipasi Tesla cuma ambil material baterai
Septian menambahkan investasi Tesla tidak hanya sebatas memanfaatkan sumber daya alam Indonesia untuk kepentingan bisnis. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil material inti dalam pembuatan baterai kendaraan.
Pendiri Tesla Elon Musk bahkan sempat memuji Indonesia sebagai negara penghasil nikel, bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Hal itu diungkap melalui Twitter pada Juli lalu saat menjawab pertanyaan netizen soal unsur kimia logam tersebut.
“Yang jelas kalau cuma ngambil bahan baku kami tidak tertarik. Jadi kira-kita begitu. Tapi detail lainnya tidak hisa disclose. Ini beyond bukan hanya sekedar ngambil bahan baku,” ucap Septian.