Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana untuk kembali ke dunia maya dalam beberapa bulan mendatang, dengan meluncurkan platform media sosialnya sendiri.
Informasi itu diungkap langsung oleh mantan penasihat dan juru bicara kampanye Donald Trump, Jason Miller. Ia mengatakan Trump akan kembali ke media sosial sekitar dua atau tiga bulan mendatang.
Miller menjelaskan bahwa platform besutan Trump akan menarik puluhan juga pengguna baru dan sepenuhnya akan mengubah tatanan media sosial. Namun ia tidak menyebut seperti apa jenis media sosial yang akan dirilis.
“Ini adalah sesuatu yang saya rasa akan menjadi tiket terpanas di media sosial,” ujar Miller (22/3).
“Ini akan sepenuhnya mendefinisikan ulang tatanan, dan semua orang akan menunggu dan melihat apa yang akan Presiden Trump lakukan, tapi itu akan menjadi platform-nya sendiri,” tambahnya seperti dikutip CNET.
Lebih lanjut Miller mengatakan Trump disebut telah banyak didekati oleh beberapa perusahaan dan sedang dalam pembahasan dengan tim tentang platform barunya.
“Platform baru ini akan menjadi besar. Semua orang menginginkan dia (Trump) dan dia akan membawa jutaan pengguna ke platform ini,” ujar Miller dilansir CNN.
Donald Trump telah diusir dari beberapa platform media sosial paling populer, yaitu Twitter dan Facebook pada Januari lalu.
Kedua platform itu memblokir postingan Trump di masing-masing situsnya pada saat kisruh pendukung Trump menyerbu gedung Capitol AS 6 Januari lalu, untuk menghentikan proses pengesahan calon presiden terpilih saat itu, Joe Biden.
Selama empat tahun Donald Trump menggunakan media sosial Twitter disaat menjadi presiden AS. Cuitan dari akun pribadinya itu dikenal provokatif serta mendefinisikan ulang politik dengan menggunakan Twitter.
Twitter kerap menandai postingan Trump yang dianggap sebagai konten yang melanggar peraturannya, seperti berperilaku kasar dan menggaungkan kekerasan.
Pada bulan lalu Chief Financial Officer Twitter Ned Segal mengatakan Trump tidak diizinkan kembali ke platformnya, bahkan jika ia kembali mengajukan diri sebagai calon presiden.
“Kebijakan kami dirancang untuk memastikan bahwa orang-orang tidak memicu kekerasan, dan jika siapapun melakukan itu kita harus memblokir mereka dari layanan dan kebijakan kami tidak mengizinkan orang-orang untuk kembali,” kata Segal.