Acer diserang oleh Ransomware, Pelaku Minta tebusan 721 milliar

0
487

Acer, perusahaan teknologi asal Taiwan dikabarkan telah menjadi korban serangan ransomware terbesar hingga saat ini oleh kelompok hacker.

Berdasarkan laporan dari Bleeping Computer via The Verge, Senin (22/3/2021), grup bernama The REvil ini diduga telah memperoleh akses ke jaringan Acer melalui kerentanan di Microsoft Exchange.

Grup ini juga meminta uang tebusan kepada Acer sebesar USD 50 juta atau sekitar Rp 721 miliar untuk data yang mereka curi, dengan tenggat waktu hingga 28 Maret 2021.

Bila lewat dari tanggal tersebut, grup The REvil ini akan membocorkan semua data yang diklam telah mereka curi dan kumpulkan.

Hingga saat ini, Acer tidak mengakui apakah mereka memang telah menjadi korban serangan ransomware. Juru bicara perusahaan mengatakan kepada The Verge, “kami secara rutin memantau sistem TI perusahaan.”

“Perusahaan seperti kami selalu diserang, dan kami telah melaporkan situasi abnormal baru-baru ini kepada penegak hukum dan otoritas perlindungan data di banyak negara,” ucap juru bicara Acer.

Sebelumnya, The REvil juga juga sempat melakukan serangan ransomware serupa terhadap perusahaan valuta asing, Travelex, pada tahun lalu.

Terkait berita serangan ransomware lainnya, Canon akhirnya secara terbuka mengkonfirmasi bahwa serangan itu disebabkan oleh ransomware dan hacker mencuri data dari server perusahaan.

Departemen TI Canon mengeluarkan pemberitahuan kepada staf pada 5 Agustus 2020, yang menjelaskan bahwa perusahaan mengalami ‘masalah sistem menyeluruh yang memengaruhi banyak aplikasi, email, dan sistem lainnya’.

Akan tetapi, sebagaimana diwartakan Techradar, Senin (30/11/2020), perusahaan tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Siapa Pelakunya?

Berdasarkan tangkapan layar dari catatan tebusan yang diperoleh BleepingComputer, jelas bahwa kelompok ransomware Maze yang bertanggung jawab.

Kemudian tak lama setelah serangan itu, kelompok hacker tersebut menghubungi media untuk memberi tahu bahwa mereka telah mencuri data 10TB dari Canon.

Namun, Canon tidak menyebutkan berapa besaran nilai tebusan yang diminta oleh hacker untuk mengembalikan data-data yang telah dicuri.