Pencarian Panel Batu Ambar Mewah yang Lenyap Akibat Perang

0
471

Didambakan oleh para bangsawan Rusia, Ruangan Amber yang bertabur permata menghilang selama Perang Dunia Kedua. Beragam upaya dilakukan untuk mencari ‘keajaiban dunia ke-8’ dari Rusia itu.

Bercahaya dan rapuh, batu ambar sejak lama dianggap sebagai simbol kehormatan.

Dilindungi hukum Prusia sejak abad ke-13, batu yang berasal dari resin pohon kemudian berubah menjadi fosil ini sangat dicari-cari di Eropa Timur untuk dijadikan ornamen kerajaan hingga benda-benda religius.

Ingin melihat bukti keindahan batu ini? Ruangan penuh batu ambar di salah satu istana Kekaisaran Prusia adalah pengakuan nyata atas status material ini.

Di ruangan itu, serangkaian panel dibuat dari enam ton batu ambar. Panel itu dipasang di dinding berdaun emas serta dihiasi dengan mosaik dan cermin.

Panel batu ambar itu dirancang untuk keluarga kaisar di Prusia. Sempat jatuh ke tangan Jerman saat Rusia kalah di perang dunia, ruangan tersebut akhirnya terlahir kembali di istana St. Petersburg.

Namun ruangan yang berkilauan itu sekarang masih menjadi misteri yang memicu banyak perhatian, seperti batu ambar itu sendiri.

Ruangan batu ambar seluas 16 meter persegi dirancang pada awal abad ke-18 sebagai tempat pameran yang mewah untuk Frederick I, Raja Prusia.

Pada 1716, ruangan itu dihadiahkan kepada Tsar Peter Agung. Setelahnya, dipindahkan ke Istana Catherine dekat St. Petersburg.

Untuk mencocokkan ruangan yang luas di istana, arsitek Italia Francesco Bartolomeo Rastrelli dipanggil untuk memperluas ruangan batu ambar.

Di bawah kreativitas Rastrelli, panel batu ambar yang asli digabungkan ke dalam ruangan seluas 55 meter persegi yang didekorasi dengan lebih banyak amber, tempat lilin, mosaik, dan figur berlapis emas.

Ruangan yang menggunakan seni bergaya Barok Eropa era abad ke-17 itu- dicirikan dengan detail yang jelas, dilebih-lebihkan, dan mudah ditafsirkan untuk menghasilak ketegangan dan semangat dalam seni patung, lukisan hingga musik – pun belakangan dikenal sebagai “keajaiban dunia kedelapan”.

Namun, saat Nazi menginvasi Rusia pada tahun 1941, mereka membongkar ruangan batu amber tersebut.

Mereka memindahkan panelnya ke kastil Konigsberg yang dulunya adalah negara bagian Prusia Jerman.

Anatoly Valuev, dari Museum Sejarah dan Seni Kaliningrad, menyebut kastil Konigsberg merupakan tempat penyimpanan sementara benda budaya yang dijarah.

Dari Konigsberg, barang-barang itu lalu dikirim ke kota-kota Jerman lainnya.

Namun ketika Tentara Merah Uni Soviet merebut kota itu pada tahun 1945, mereka tidak menemukan jejak panel batu ambar.

Beberapa kalangan berspekulasi ruangan itu mungkin telah dilalap api. “Walaupun tidak ditemukan jejak panel batu ambar yang terbakar,” kata Valuev.

“Ada pula yang berasumsi bahwa panel itu selamat dari kebakaran, lalu disembunyikan di ruang bawah tanah kastil atau dibawa ke tempat lain.”

Pencarian panel batu Amber yang legendaris berlanjut. Pada tahun 1946, Koningsberg menjadi bagian dari Rusia dan berganti nama menjadi Kaliningrad.

Dua investigasi besar digelar untuk mencari jejak panel itu tapi tidak menunjukkan hasil.

Para pakar yang dikerahkan pemerintah Uni Soviet menjelajahi ratusan lokasi di sekitar Kaliningrad, termasuk di reruntuhan kastil kota tersebut.

Pada tahun 2000-an, tim dengan peralatan yang lebih canggih melanjutkan pencarian. Mereka menemukan karya seni dan perhiasan di bagian tersembunyi di ruang bawah tanah kastil.

Tapi mereka tetap tidak melihat panel batu amber.

Bahkan jika akhirnya pun dapat ditemukan, kata Tatyana Suvorova dari Museum Amber Regional Kaliningrad, kemungkinan besar tidak akan seutuh versi awalnya.

“Batu ambar adalah bahan yang kompleks, cukup rapuh, dan berubah seiring waktu,” ujarnya.

Menurut Suvorova, jika panel batu ambar itu ditemukan kembali, “Ini akan menjadi kebahagiaan terbesar, tapi itu akan menjadi fakta sejarah bukan sebuah karya seni.

“Karena karya seni yang terbuat dari bahan yang rapuh semacam itu memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Benda seperti itu harus ditempatkan di museum,” ucapnya.

Saat harapan menemukan panel batu amber ratusan tahun itu memudar, sebuah gagasan baru muncul.

Pada 1979, Uni Soviet mulai membangun panel batu ambar baru dengan merujuk barang asli yang ada, yaitu satu kotak relik dan 86 foto hitam-putih dari ruang angkasa yang diambil sebelum Perang Dunia II.

Rekonstruksi memakan waktu 23 tahun. Saat ini ruangan baru yang menyimpan panel batu ambar dipajang di Istana Catherine berada di Museum Negara and Situs Peninggalan Tsarskoye Selo, St Petersburg.

Dengan dinding yang bersinar jingga dan emas, panel batu amber baru ini menghidupkan kembali daya pikat kuno resin fosil yang mewah.

Artikel ini pertama kali tayang dalam bahasa Inggris di BBC Travel.