Sejumlah perusahaan teknologi populer seperti Microsoft, Apple, dan Nvidia dilaporkan turut ambil bagian dalam membantu pembangunan metaverse.

Metaverse sendiri didefinisikan sebagai dunia virtual tiga dimensi di mana pengguna dapat berkumpul di sana delam bentuk digital seperti avatar dan melakukan interaksi yang kompleks seperti di dunia nyata.

Istilah metaverse awalnya diciptakan oleh penulis fiksi ilmiah bernama Neal Stephenson sebagai metafora dari dunia nyata, perwujudan dari internet, dan pelarian dari kenyataan.

Konsep tersebut lantas ingin diwujudkan oleh Facebook seraya menyebut metaverse sebagai masa depan dari internet.

Namun konsep membawa realitas ke dalam dunia virtual ini disebut tak dapat diwujudkan oleh satu perusahaan saja. Bahkan Meta secara jelas mengatakan bahwa tidak ada satu perusahaan yang bisa memiliki metaverse.

Berbagai macam komponen seperti infrastruktur jaringan, teknologi untuk interaksi, desentralisasi, komputasi spasial, dan lain sebagainya diperlukan untuk menopang ‘dunia baru’ ini.

Andil dari berbagai pihak yang bergerak dalam bidang-bidang tersebut akan mengakselerasi pembangunan metaverse.

Dilansir dari Xr Today, berikut daftar beberapa perusahaan populer yang telah mulai membantu membangun metaverse:

Epic Games

Epic Games, perusahaan di balik game populer Fortnite disebut dalam kondisi siap untuk membangun metaverse.

Bahkan, untuk menunjukkan komitmennya ini, Epic Games mengumumkan pendanaan US$ 1 miliar atau sekitar Rp14,3 triliun untuk mendorong peluang pertumbuhan metaverse.

Niantic

Perusahaan yang mengembangkan Pokemon Go, Niantic adalah salah satu perusahaan pertama yang berpengalaman dalam meleburkan batas antara dunia nyata dan virtual.

Sekarang, perusahaan ini disebut telah mengumpulkan US$300 juta atau sekitar Rp4,3 triliun untuk membangun metaverse-nya sendiri, yang disebut dapat menjadi alternatif dari gagasan asli metaverse.

Nvidia

Meskipun Nvidia tidak secara langsung membangun metaverse-nya sendiri, namun Nvidia bisa menjadi salah satu tokoh kunci.

Pada 2021, Nvidia mengumumkan Omniverse Enterprise di mana para pembuat konten dapat berkolaborasi dalam pemodelan, desain, dan simulasi 3D. Omniverse disebut menggabungkan grafik 3D dengan kecerdasan buatan dan superkomputer, hal-hal yang menjadi dasar dari sebuah metaverse.

 

Microsoft

Sementara itu Microsoft disebut sedang membangun metaverse yang berfokus pada pekerjaan untuk menghubungkan produk-produk populernya di lingkungan digital yang mereka sebut Mesh.

Di dalam Mesh, pengguna dapat menggunakan Microsoft Teams, Windows, dan layanan lainnya di Virtual Reality (VR).

Decentraland

Decentraland merupakan salah satu pelopor yang secara eksplisit menyebut metaverse sebagai produk inti mereka.

Sejak didirikan pada 2017, Decentraland terus mendapatkan momentum, bahkan sebidang real estate di dalam dunia VR-nya baru-baru ini terjual dengan rekor harga US$2,4 juta atau sekitar Rp34,3 miliar.

Apple

Apple bisa saja menjadi kuda hitam yang mengejutkan dalam perlombaan menuju metaverse.

Perusahaan yang memproduksi iPhone saat ini disebut tengah mengerjakan peralatan VR canggih yang dapat merevolusi pengalaman metaverse.

Morgan Stanley bahkan mengatakan bahwa adopsi pasar secara massal dari metaverse bergantung pada Apple, seperti pasar ponsel pintar dan tablet sebelumnya.