Perusahaan Plastic Bank Indonesia menyebut telah berhasil mengumpulkan lebih dari 20 juta kg sampah plastik sejak 2018.
Sampah plastik itu ditemukan Plastic Bank Indonesia dari kerja sama dengan lebih dari 12 ribu pengumpul sampah plastik yang disebut Pahlawan Samudera.
Sampah-sampah tersebut kemudian diolah untuk dijadikan plastik daur ulang yang dinamakan ‘Social Plastic’.
Pahlawan Samudera yang mengumpulkan sampah plastik juga mendapatkan imbalan. Mulai dari uang tunai, hingga sejumlah bonus lainnya seperti tabungan, BPJS Kesehatan, beras dan voucher belanja.
Gerakan tersebut menjadi salah satu cara untuk menguraikan sampah plastik yang ada di dalam negeri. Seperti diketahui, pencemaran sampah plastik di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai sampai saat ini.
Plastic Bank Indonesia mengungkap Indonesia menghasilkan 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun.
“4,9 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan baik setiap tahunnya, sehingga berakhir di TPS atau TPA yang juga minim pengelolaan,” kata Paola Cortese, Global Director, Buusiness Initiative Plastic Bank Indonesia dalam keterangannya, Kamis (7/4).
Selain itu Cortese juga mengungkap 83 persen sampah plastik yang berada di daratan bocor ke laut. Hal itu menjadi ancaman tersendiri bagi biota laut.
Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan pencemaran sampah plastik di laut sebesar 70 persen pada 2025. Bahkan, Indonesia diharapkan bisa mencapai 0 persen polusi plastik pada 2040 sebagai target jangka panjangnya.
Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya yang membuat target penurunan pencemaran sampah itu tidak berjalan sesuai rencana.
Plastic Bank Indonesia membeberkan sedikitnya ada lima tantangan yang dihadapi dalam upaya pencegahan pencemaran sampah plastik.
Pertama, komunitas daur ulang plasitk masih bersifat informal. Kedua, pengumpulan data dari sektor plastik daur ulang belum tercatat dengan baik.
Ketiga, kurangnya implementasi kebijakan yang mengatur mengenai responsibilitas produsen (EPR) plastik di Indonesia. Keempat, penggunaan plastik daur ulang untuk pangsa pasar dalam negeri masih minim.
Terakhir, organisasi atau perusahaan yang mengupayakan pengurangan plastik belum mencapai seluruh wilayah Indonesia.