Setelah dua tahun berturutan ditiadakan karena pandemi, Festival Flamenco kembali digelar di Madrid, Spanyol.
Kota Madrid lebih meriah dari biasanya akhir-akhir ini. Di banyak tempat, dalam ruang tertutup atau terbuka, banyak ditemukan penari dan penyanyi Flamenco.
Para penari memeragakan keterampilan mereka meliuk-liukkan tubuh dan menggerakan kaki dalam irama yang cepat, sementara para penyanyinya mendendangkan lagu-lagu yang seakan mampu menghipnotis pendengarnya.
Festival Flamenco kali ini merupakan yang ke-6, dan tidak seperti biasanya, pihak penyelenggara ingin menghadirkannya lebih dekat ke masyarakat.
Ángel Rojas, Direktur Festival Flamenco Madrid, menceritakan alasan mengapa festival kali ini diselenggarakan lain dari biasanya.
“Membawa Flamenco ke jalanan adalah salah satu tujuan utama kami dalam menemukan hubungan antara seni, budaya dan masyarakat. Flamenco adalah tradisi yang diwariskan nenek moyang kami. Kami ingin mendekatkan ke akarnya, kami ingin masyarakat lebih mengenalnya,” ujarnya.
Tidak heran, dalam festival yang berlangsung hingga 29 Mei ini, pertunjukan Flamenco bisa ditemukan di mana saja. Tidak hanya di bar-bar atau gedung-gedung konser, tetapi juga di jalan-jalan dan taman-taman.
Lucía lvarez “La Piñona” adalah salah seorang penari Flamenco yang ikut memeriahkan festival kali ini. Tariannya sendiri merupakan bagian dari pertunjukan drama musikal.
“Berada di atas panggung adalah bagian yang sangat luar biasa, khususnya ketika Anda berada dalam pengaruh sihir flamenco. Anda seperti kesurupan, keadaan mental Anda tidak terkendali. Anda seperti berada di tempat lain. Memperhitungkan menit-menit itu, rasanya sungguh layak menjalani profesi ini,” katanya.
Salah satu atraksi unik dalam festival kali ini adalah pertunjukan unik berjudul Burung Flamenco. Enam penyanyi terlibat dalam pertunjukan di ruang terbuka ini. Mereka bernyanyi seperti burung-burung yang sahut menyahut.
Gabriel de la Tomasa, salah satu penyanyi, menceritakan kecintaannya pada Flamenco.
“Flamenco adalah warisan keluarga saya. Ini cara hidup saya, ini cara saya berekspresi, ini cara saya berpakaian, makan, berbicara dan itu berarti segalanya bagi saya. Flamenco tidak harus diturunkan dari keluarga, karena flamenco adalah sesuatu yang jika kamu suka, kamu memilikinya,” katanya.
Para seniman Flamenco sangat terpukul selama pandemi. Tempat-tempat pertunjukan terpaksa ditutup, sementara festival-festival musik dibatalkan. Tahun 2022 menandai bangkitnya kembali tradisi ini.