Beberapa agen pemerintah Taiwan melaporkan sejumlah situs mereka mendapat serangan siber dalam beberapa hari terakhir. Serangan itu melibatkan perangkat lunak (software) dari China.
Memgutip Taiwan News, situs-situs itu antara lain situs kantor kepresidenan, kementerian luar negeri, kementerian pertahanan, situs Taiwan Taoyuan International Airport, Taiwan Railways Adimistration, dan Taiwan Power Company.
Beberapa serangan itu kemudian diidentifikasi menggunakan software yang berasal dari China dan Rusia. Software tersebut bisa saja bermuatan malware seperti Trojan Horse yang membuat situs target menjadi mudah diserang.
Situs-situs yang menjadi sasaran kemudian tak bisa diakses. Namun setelah 20 menit, situs tersebut kembali bisa diakses setelah masalah muncul.
Menteri Digital Taiwan, Audrey Tang mengatakan, peningkatan serangan sebanyak 23 kali lipat kepada situs-situs pemerintah terjadi pada Selasa (2/8).
Sementara itu mengutip Focus Taiwan, serangan siber juga terjadi pada sejumlah buletin elektronik di beberapa cabang supermarket 7-Eleven. Isi serangannya adalah propaganda menyuruh Ketua DPR AS, Nancy Pelosi keluar dari Taiwan.
“Propagandis perang Pelosi, keluar dari Taiwan,” demikian kalimat yang terlihat pada sejumlah papan iklan milik 7-11.
Selain itu, di stasiun Xinzuoying di kota Kaohsiung sempat terlihat pesan yang menyebut Pelosi “penyihir tua”. Pesan itu terlihat pada buletin digital di stasiun tersebut.
Seperti diketahui, Ketua Pelosi baru saja mengunjungi Taiwan pada Rabu lalu. Kunjungan itu menyulut murka China yang langsung mengadakan latihan militer skala besar di Selat Taiwan.
Tak hanya itu, China sempat meluncurkan rudal balistiknya ke Selat Taiwan.
Tembakan rudal Dongfeng itu dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Taiwan. Mengutip Reuters, China menembakan beberapa rudal balistik Dongfeng ke perairan bagian utara dan selatan Taiwan pada Kamis (4/8) pukul 13.56 waktu setempat.
Setelah dari Taiwan, Pelosi bertolak ke Korea Selatan, kemudian tiba di Jepang untuk pemberhentian terakhir dalam tur Asianya.
Pelosi sendiri menentang serangkaian ancaman keras dari China untuk bertemu dengan para pemimpin Taiwan pada Rabu lalu. Politisi 82 tahun itu mengatakan perjalanannya membuat “sangat jelas” bahwa Amerika Serikat tidak akan meninggalkan sekutu demokratisnya.