Co-CEO Kakao Corp Namkoong Whon mengundurkan diri dari penyedia layanan pengiriman pesan terbesar di Korea Selatan tersebut.
Pengunduran diri Namkoong itu dilakukan untuk meredam kemarahan publik akibat layanan KakaoTalk yang down, dan menyebabkan jutaan orang penggunanya tak bisa mengakses berbagai layanan yang disediakan oleh mereka.
Kakao Corp pun menjanjikan akan meningkatkan investasi mereka untuk memastikan data center mereka bisa beroperasi secara terus-menerus, karena penggunanya yang semakin banyak di Korea Selatan.
Namkoong sebenarnya baru tujuh bulan menjabat posisi co-CEO tersebut, dan kini co-CEO Hong Euntaek yang baru ditunjuk pada Juli lalu menjadi satu-satunya CEO di Kakao Corp, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (19/10/2022).
Insiden yang mengakibatkan kekisruhan ini terjadi pada Sabtu (15/10) lalu saat data center yang dijalankan oleh SK C&C di dekat Seoul terbakar. Akibatnya ada 32 ribu server yang harus dimatikan, atau sekitar 30% dari server yang dipakai oleh Kakao.
“Kami tidak punya persiapan untuk mematikan semua data center secara komplit,” jelas Hong dalam konferensi pers.
Kami akan meningkatkan investasi di infrastruktur agar kami bisa lebih siap jika ada satu atau dua data center yang harus dimatikan,” tambahnya.
Dalam insiden tersebut Hong memastikan tidak ada data yang hilang karena semua sudah dibackup. Namun ada beberapa software yang dipakai oleh programer mereka yang tak sempat terselamatkan.
Hampir semua sistem Kakao sudah bisa beroperasi normal pada Rabu (19/10), namun ada beberapa fungsi yang belum bisa beroperasi penuh akibat dampak layanan yang terganggu terlalu luas, dari mulai pembayaran sampai pemesanan taksi dan restoran.
“Meski Kakao sudah menjadi pelayanan publik yang mayoritas dipakai oleh publik, kami mengabaikan tanggung jawab yang menyertai status kami,” kata Hong, dalam permintaan maafnya.
KakaoTalk pertama diluncurkan pada 2010, dan kini sudah punya 47 juta akun aktif di Korea Selatan, negara yang jumlah 51,6 juta. Popularitasnya melesat bersamaan dengan populernya ponsel pintar. Mereka punya keunggulan yang dominan dibanding pesaing seperti Naver, karena hadir lebih dulu.