Pasukan Rusia yang menyerang Ukraina dilaporkan sedang berada dalam posisi bertahan. Hal ini dikarenakan pasukan Ukraina yang terus menyerang maju mengusir tentara kiriman Presiden Vladimir Putin.
Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Mark Hertling mengatakan kondisi ini juga diperparah oleh kurang baiknya koordinasi antara pasukan Moskow yang ingin masuk di Ukraina.
“Tujuan awal Rusia berada di luar kemampuan mereka. Mengurangi target tidak akan membantu. Sekarang, Rusia bertahan di lebih banyak tempat melawan ancaman Ukraina yang berkembang,” tulisnya dalam akun Twitter, dikutip Senin (22/8/2022).
“Ukraina telah beralih ke serangan dan dapat memilih di mana mereka menyerang. Rusia sekarang bertahan.”
“Rusia datang ke pertarungan ini dengan berpikir mereka bisa melakukan ‘serangan seperti Badai Gurun’ yang akan selesai dalam beberapa hari. Ini delusi. Mereka tidak memiliki kepemimpinan, pelatihan, peralatan, untuk melakukannya.”
Melemahnya kemajuan Rusia sendiri juga diungkapkan Kementerian Pertahanan Inggris. London mengatakan bahwa kegagalan Rusia untuk menegakkan disiplin pertempuran menyebabkan kinerja buruk bagi pasukan Moskow.
Memasuki bulan keenam serangan Rusia ke Ukraina, Moskow telah mampu menguasai beberapa wilayah di Timur dan Selatan Ukraina. Sebelumnya, mereka sempat mendekati Kyiv namun gagal.
Saat ini Ukraina sedang memfokuskan serangan ke wilayah Selatan seperti Krimea. Wilayah semenanjung yang telah dianeksasi Moskow sejak 2014 lalu itu pun tak luput dari serangan dengan cara sabotase ledakan pangkalan militer.