Putin di Ujung Tanduk, Penggantinya Bisa Lebih ‘Brutal’

0
317

Rusia dapat meluncur ke fasisme besar-besaran jika Presiden Vladimir Putin digulingkan sebagai presiden.

Hal tersebut diungkapkan jurnalis dan pakar politik Rusia Owen Matthews, yang baru saja menerbitkan buku barunya, Overreach: The Inside Story of Putin’s War Against Ukraine.

Dia mengatakan hal itu pada saat Putin marah setelah mundurnya Rusia dari kota Kherson, Ukraina selatan, yang strategis dan vital. Putin pun menanggapi dengan memerintahkan beberapa peluncuran rudal yang menyebabkan 10 juta orang di negara itu tanpa pasokan listrik.

Dengan kekhawatiran yang meluas tentang bagaimana perang akan berlangsung, banyak nama telah diajukan sebagai calon penerusnya, termasuk Yevgeny Prigozhin, yang membiayai tentara bayaran rahasia Wagner Group, dan Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Rusia.

Namun, Matthews mengatakan siapapun di Barat yang memimpikan berakhirnya rezim Putin harus berhati-hati dengan apa yang mereka inginkan.

“Meskipun sebagian besar pemerintah Rusia dan elit bisnis sangat tidak senang dengan perang, sekelompok kecil orang di atas tampaknya percaya bahwa semuanya berjalan dengan baik. Apa yang ternyata menjadi bencana bagi Rusia belum tentu menjadi bencana bagi ‘siloviki’ di sekitar Putin,” tuturnya kepada Express, dikutip Selasa (22/11/2022).

“Hal penting untuk diingat adalah bahwa oposisi terhadap Putin, baik di negara maupun di Kremlin, terdiri dari orang-orang yang jauh lebih berbahaya dan agresif daripada Putin sendiri,” katanya,

Dengan demikian, imbuhnya, perubahan rezim justru bisa sangat berbahaya bagi Ukraina dan dunia.

Terkait retorika Putin yang makin keras, yang membuatnya mengisyaratkan penggunaan senjata nuklir, Matthews mengatakan hal tersebut bisa jadi ‘ bunuh diri’ militer.

“Siapapun yang menggantikan Putin dalam skenario kekalahan akan berasal dari oposisi ultranasionalis terhadap Putin, bukan liberal pro-Barat,” katanya.

“Dalam hal ini, Putin bukanlah Hitler, dia adalah Kaiser Wilhelm II – orang bodoh yang arogan yang membawa negaranya ke dalam perang yang tidak dapat dimenangkan, yang jika diikuti dengan perdamaian yang memalukan akan menyebabkan kebangkitan fasisme Rusia yang sebenarnya.”