Mengenal Mirroring, Cara Iklan Judi Online Nebeng Situs Pemerintahan

0
736

Sejumlah situs milik pemerintah dan institusi pendidikan disusupi iklan judi online menggunakan teknik mirroring. Apa sebetulnya teknik tersebut dan bagaimana dampaknya?

Sebelumnya, iklan judi online muncul di beberapa situs milik instansi pemerintah dan institusi pendidikan. Salah satunya adalah https://satudata.pertanian.go.id/vendor/-/slot-gacor/.

Jika tautan itu diklik, muncul tampilan pendaftaran iklan judi slot gacor dan sejenisnya dengan minimal deposit Rp25 ribu. Namun apabila embel-embel semisal ‘vendor/-/slot-gacor/’ dihapus, situs asal masih terbuka secara normal.

Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra menyebut, berdasarkan data 2022, ada 291 situs yang terindikasi dimanfaatkan untuk halaman produk judi online.

Rinciannya, 68 situs perguruan tinggi, 38 situs milik sekolah, dan 30 situs pemerintah.

Direktur lembaga riset siber CISSReC Pratama Persadha mengatakan teknik ini disebut dengan mirroring, yakni memindahkan atau membuat situs serupa di situs milik perguruan tinggi dan pemerintah.

Menurut Pratama, pemilik situs judi online melakukan langkah tersebut karena didorong dua hal. Pertama untuk berjaga-jaga jika situsnya di-takedown Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Kedua, menumpang situs instansi pemerintah dan pendidikan dinilai lebih aman karena jarang dicek keamanan sibernya.

“Ini dilakukan para pemilik situs judi online sejak pemerintah lewat Kominfo melakukan takedown terhadap situs judi online. Meski belum semua situs judi online di-takedown,” ujar Pratama seperti dikutip dari detikcom.

“Namun ini mendorong para pelaku bisnis judi online untuk melakukan langkah jaga-jaga bagi berjalannya situs judi online mereka,” lanjutnya.

Melansir situs perusahaan keamanan siber Red Points, mirroring sebuah situs adalah sebuah teknik menyalin keseluruhan situs tertentu ke dalam bentuk luring (offline) semisal hard disk masing-masing atau alamat (URL) yang berbeda.

Karakteristik kunci dari sebuah situs hasil mirroring adalah memiliki tampilan yang benar-benar identik dengan yang asli, kecuali untuk alamat situs tersebut.

Teknik mirroring sebuah situs bisa dilakukan dengan penggunaan alat penyalin atau mirroring semisal HTTrack untuk mengunduh keseluruhan situs target ke dalam hard disk.

Biasanya pelaku mirroring akan lebih dahulu mendaftarkan nama domain yang identik dengan situs sasarannya. Hal tersebut dikenal dengan istilah cybersquatting.

Kemudian, pelaku akan menggunakan domain ciptaannya untuk membuat situs tiruan. Langkah itu dilakukan untuk menipu para pengunjung sehingga mereka berpikir telah mengunjungi situs asli.

Langkah berikutnya adalah pelaku bisa menggunakan alat seperti HTTrack dan yang lainnya untuk menjalankan mirroring situs secara otomatis.

Dengan bantuan alat tersebut, para pelaku juga dapat mengonfigurasi situs tiruan untuk secara otomatis memperbarui tampilan ketika situs yang asli memiliki konten terbaru.

Pemilik situs asli sebetulnya dapat memonitor traffic situs mereka untuk mengidentifikasi tindakan pelaku. Sayangnya, pelaku mirroring kian hari kian canggih dalam menyamarkan identitas mereka, termasuk dengan manfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Alhasil, pemilik situs asli pun kesulitan mengidentifikasi bahwa situs mereka telah di-mirroring.

Berdampak Negatif

Mirroring sebuah situs bisa berdampak negatif terhadap situs asli dan pemiliknya. Pertama, pemilik situs asli bisa kehilangan pendapatan.

Hal itu akan terjadi jika situs tiruan menjual produk atau jasa yang sama dengan situs asli Alhasil, penjualan pun beralih ke situs tiruan milik pelaku mirroring.

Lebih lanjut, reputasi pemilik situs asli pun bisa rusak lantaran pelaku mirroring bisa saja menipu para pengunjung situs asli. Pengunjung yang kecewa pun akan meluapkan perasaan itu kepada pemilik situs asli.

Performa Search Engine Optimatization (SEO) milik situs asli juga akan jeblok. Google mungkin saja mensanksi pemilik situs asli jika ditemukan adanya indikasi peniruan.

Google sebetulnya telah memperbarui mekanisme identifikasi sebuah konten. Namun tetap saja, Google belumlah sempurna sehingga konten tiruan bisa berdampak kepada hasil pencarian situs asli.

Dampak negatif lain adalah kompetisi yang tidak adil. Dengan memanfaatkan alat seperti HTTrack, pihak pesaing situs asli bisa saja mengakses informasi sensitif seperti harga tiket baru.

Contohnya, seseorang bisa menggunakan mirroring untuk secara otomatis mendeteksi apakah situs targetnya mengunggah harga tiket. Pelaku hanya tinggal menaruh harga yang lebih murah agar pengunjung beralih ke situs mereka.

Cara melawan

Mirroring sebuah situs hampir mustahil dihentikan 100 persen dari internet. Namun paling tidak ada empat hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya yaitu

  1. Buat alamat situs agar mudah diakses oleh pengguna atau pengunjung.
  2. Bangun merek yang kukuh dan terpercaya sehingga mudah dibedakan dengan situs peniru.
  3. Berinvestasi terhadap keamanan situs seperti memasang pendeteksi mirroring.
  4. Buat struktur internal situs yang juga akan bedampak positif kepada SEO situs tersebut.

Sumber : CNN [dot] COM