3 Tahun Covid-19, 2.172 Dokter Meninggal Dunia

0
313

Setelah tiga tahun melanda dunia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat 2.172 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dunia.

Dari total angka tersebut, bidan dan dokter kandungan tercatat menjadi penyumbang terbanyak setelah dokter gigi sebagai tenaga kesehatan yang harus meregang nyawa.

Sekretaris jenderal IDI, Ulul Albab menyebut banyaknya tenaga kesehatan atau nakes dan dokter kandungan yang meninggal lantaran selama Covid-19 mereka tetap menerima pasien. Tidak sedikit pasien hamil ini sudah terpapar Covid-19 saat hendak melahirkan.

“Dokter kandungan enggak boleh libur. Walaupun Covid-19, ada pasien mau melahirkan tetap harus menolong, karena keselamatan pasien lebih dulu dibanding dokternya,” kata Ulul di gedung PB IDI, Jakarta Pusat, Kamis (9/3).

Namun, Ulul tidak merinci berapa total dokter kandungan yang meninggal. Hanya saja, merujuk datatim mitigasi IDI per 8 Maret 2023, sebanyak 756 dokter meninggal dunia. Kemudian, 718 perawat meninggal dan 421 bidan meninggal dunia.

“Selain itu dokter kandungan, dokter gigi juga jadi urutan pertama dokter yang paling banyak meninggal, total jumlahnya ada 46 dokter gigi. Sementara spesialis paru justru sedikit,” kata dia.

Selain dokter, bidan, dan perawat, tenaga kesehatan lainnya yang meninggal juga cukup banyak. Total 40 orang tenaga teknis kefarmasian harus meregang nyawa. Kemudian, optometrist 11 orang, 7 orang promosi kesehatan, 24 radiografer, 2 tenaga kesehatan okupasi terapis, seorang terapis wicara, dan 12 nakes elektromedis.

“Kita beruntung akhirnya per 30 Desember 2022 PPKM dicabut, dan karena hidup harus berjalan, korban ini cukup jadi pembelajaran dan pelajaran indah buat kami, dari Covid-19 kita belajar banyak,” kata Ulul.

Mimpi buruk Delta

Dalam kesempatan itu, Ulul mengingat bagaimana varian Delta yang mulai mewabah pertengahan 2021 membuat tenaga kesehatan kewalahan. Jumlah pasien yang membludak, dan hampir setiap hari kabar kematian berdatangan.

Dokter dan tenaga kesehatan juga dibuat kewalahan dengan pasien yang terus berdatangan. Kata Ulul, saking banyaknya tidak sedikit juga pasien yang tak bisa ditangani meskipun kondisinya sudah sangat parah.

Tabung oksigen kosong, ruang rawat penuh, hingga fasilitas kesehatan yang tidak bisa menampung pasien yang nyaris sekarat. Dampaknya kata Ulul, selain masyarakat, banyak juga tenaga kesehatan yang berguguran.

“Banyak juga ya, ada 33 orang ahli gizi, 25 tenaga sanitasi lingkungan, 2 teknik kardiovaskuler, 25 terapis gigi dan mulut, 22 nakes ahli teknologi lab medik, 13 orang perekam medis. Ini catatan yang meninggal selama Delta,” kata dia.

Sumber : CNN [dot] COM