Ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan kandungan dan manfaat tanaman kelor. yang diklaim bisa bersaing dengan ginseng.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta pemerintah daerah (Pemda) Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan penelitian terhadap tumbuhan kelor atau Moringa Oleifera secara serius. Pasalnya, NTT merupakan salah satu wilayah dengan tumbuhan kelor paling banyak dijumpai di Indonesia.
Budi mengatakan kelor kaya akan gizi dan berkhasiat sebagai obat, sehingga ia ingin kelor dapat menjadi tanaman herbal khas Indonesia serupa ginseng yang terkenal dari Korea.
“Saya pengin ngimbangin seperti ginsengnya Korea, dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” kata Budi dikutip dari situs resmi Kemenkes, Senin (6/3).
Peneliti Muda Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan (PRHP) Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Ridwan menjelaskan ginseng utamanya dimanfaatkan sebagai pangan fungsional untuk memperkuat stamina.
Pasalnya, ginseng, terutama pada bagian akarnya, mengandung senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai antioksidan. Flora ini juga dilaporkan memiliki aktivitas anti-kanker, anti-diabetes, hingga anti-hipertensi.
“Salah satu senyawa tersebut adalah saponin triterpen atau umunya dikenal dengan ginsenosida,” jelas Ridwan, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (6/3).
Sementara, kata Ridwan, tanaman kelor memiliki potensi untuk bersaing dengan ginseng karena kandungannya yang lebih kaya.
“Dari sisi kandungan nutrisi, sepertinya tanaman kelor lebih kaya dibandingkan ginseng. Oleh karena itu, dari segi potensi tanamannya, kelor sangat layak untuk bersaing dengan ginseng jika dikembangkan dengan benar,” jelasnya.
Ridwan memaparkan tanaman kelor juga memiliki senyawa-senyawa antioksidan, antidiabetes, antikancer, anti-inflamasi, yakni flavonoid, alkaloid, saponin, glikosida, dan tanin.
Kandungan senyawa-senyawa ini, kata dia, bisa bervariasi tergantung pada kondisi ekologi tempat tumbuh tanaman kelor.
Banyaknya kandungan yang dimiliki kelor disebut Ridwan membuat tanaman ini dijuluki “The Miracle Tree” oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa daun tanaman kelor memiliki kandungan vitamin C 7 kali lebih banyak dari jeruk, vitamin A 10 kali lebih banyak dari wortel, kalsium 17 kali lebih banyak dari susu,” tuturnya.
“Protein 9 kali lebih banyak dari yoghurt, potasium 10 kali lebih banyak dari pisang, dan zat besi 25 kali lebih banyak dari bayam,” imbuh Ridwan.
Pemanfaatan kelor
Kelor diketahui telah digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari skala rumah tangga hingga skala industri. Di kampung-kampung, daun dan buah muda dari tanaman kelor ini sudah lazim dikonsumsi sebagai sayuran sehari-hari.
Sementara, pada skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), produk-produk berbahan tanaman kelor (utamanya daun dan biji) telah banyak diproduksi seperti teh daun kelor, serbuk daun kelor, mie kelor, aneka kue berbahan dasar kelor, dan lainnya.
Pada skala industri, makanan-makan kesehatan berbahan kelor dengan berbagai bentuk (berbentuk kapsul, tablet, dan lain-lain) telah banyak diproduksi dan dipasarkan secara global.
Bahkan, lanjutnya, banyak juga kosmetik-kosmetik yang salah satu bahan dasarnya adalah kelor.
Meski sudah dimanfaatkan dalam bidang yang sangat luas, Ridwan menyebut ada hal yang perlu diperhatikan dari pemanfaatan kelor, yakni kualitas bahan baku yang masih sangat beragam.
“Dari sisi potensi pemanfaatan sebagai pangan fungsional dan obat, tanaman ini telah secara luas dipelajari. Yang masih kurang diperhatikan terutama oleh produsen-produsen dalam negeri adalah kualitas bahan baku dari tanaman kelor yang digunakan masih sangat beragam,” katanya.
“Perlu pendekatan spesifik mulai dari hulu seperti pemilihan benih dan teknik budidaya, sampai dengan hilir seperti proses penanganan pasca panen dan produksi agar potensi besar dari tanaman kelor ini bisa terekspos dengan maksimal,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ridwan menyebut kelor juga berpotensi untuk digunakan sebagai pakan ternak, biogas, pupuk organik, hingga bahan bahan koagulan (zat untuk penjernihan air).