Kutukan makam para raja zaman dahulu sering jadi pembahasan, misalnya dalam peristiwa berikut ini. Para pakar arkeologi pada tahun 1973, membuka makam raja Polandia, Casimir IV Jagelion, yang meninggal ratusan tahun silam. Malang bagi mereka, banyak yang meninggal setelahnya. Apa penyebabnya?

Makam sang raja tidak tersentuh sekian lama. Sampai pada tahun 1973, Paus Yohanes Paulus II yang saat itu masih uskup di Krakow, mengizinkan 12 pakar arkeologi untuk memeriksa makam Casimir.

Seperti dikutip detikINET dari IFL Science, riset dari Guy’s King’s and St Thomas’ School of Medicine menyebut bahwa dari 12 ilmuwan yang datang saat makam dibuka, 10 orang meninggal dunia dalam rentang waktu cukup pendek.

Penyebab mereka meninggal dunia pun diselidiki, ada yang menghubung-hubungkannya dengan kutukan. Namun kemudian diketahui, kemungkinan besar para ilmuwan itu meninggal dunia karena penyakit yang disebabkan banyaknya jamur di makam itu.

Setelah bertahun-tahun berspekulasi, para peneliti akhirnya menemukan alasan sebenarnya atas kematian belasan orang yang terkait dengan penelitian tersebut. Pembunuhnya adalah Aspergillus flavus, jamur saprofit dan patogen.

Dalam penelitian di tahun 2015, ilmuwan menguji sampel dari pemakaman dan kapel pemakaman keluarga Buchholtz di Suprasl, Polandia, dengan kondisi yang mirip dengan makam Casimir. Mereka menemukan tingkat jamur sangat tinggi di udara, dengan suhu dan kelembapan yang tepat untuk pertumbuhan jamur.

“Penilaian jamur dalam sampel udara dan permukaan ruang bawah tanah yang berbeda mengungkapkan tingkat jamur yang sangat tinggi dalam sampel udara yang mungkin berbahaya bagi kesehatan pekerja makam,” tulis peneliti di Journal of the Air & Waste Management Association.

Jamur itu menyebabkan infeksi karena beracun bagi mamalia dan dapat menyebabkan asma dan alergi pada beberapa orang. Nah jika makhluk hidup termasuk manusia memiliki kekebalan yang buruk, Aspergillus flavus dapat menjadi pembunuh.

Dipercayai bahwa jamur mulai muncul di makam raja Casimir selama abad pertengahan dan ketika kuburan dibuka, ia menyerang semua yang ada di sekitarnya. Saat ini, para peneliti menyarankan agar orang dengan daya tahan rendah tidak boleh mengunjungi makam yang mungkin memiliki jamur ini di dalamnya.