Salah satu pendiri ARM bernama Herman Hauser mengomentari akuisisi ARM oleh Nvidia senilai USD 40 miliar atau hampir Rp 600 triliun, yang menurutnya bakal menjadi sebuah bencana.

“Saya pikir ini adalah sebuah bencana besar bagi Cambridge (kota di Inggris tempat markas ARM), Inggris, dan Eropa,” ujar Hauser dalam sebuah wawancara dengan BBC Radio 4.

ARM sendiri sering dianggap sebagai kebanggaan industri teknologi di Inggris, karena ada di setiap otak ponsel di seluruh dunia, dan bermacam perangkat elektronik lainnya.

Bencana ini bakal terjadi, menurut Hauser, jika nantinya Nvidia memindahkan markas ARM dari Inggris ke Amerika. Menurutnya, bakal banyak orang kehilangan pekerjaan di Cambridge, Manchester, Belfast, dan Warwick.

Nvidia sendiri sebenarnya sudah memastikan kalau markas ARM bakal tetap berada di Inggris. Namun menurut Hauser, komitmen tersebut tak berarti apa-apa kecuali komitmen tersebut bisa dipastikan di mata hukum.

Namun bagi Hauser, domisili ARM ini bukanlah masalah utama, melainkan kewenangan atas ARM bakal jatuh ke tangan Committee on Foreign Invesment (CFI) milik AS.

“Jika ratusan perusahaan Inggris yang bekerja sama dengan ARM ingin menjual produknya atau mengekspornya ke negara lain, termasuk China yang merupakan pasar besar, keputusannya akan dibuat oleh White House, bukan Downing Street (kantor Perdana Menteri Inggris). Ini sangat buruk,” ujar Hauser.

Pemerintah Inggris menurutnya harus mengambil langkah untuk melarang akuisisi tersebut dan membantu ARM untuk menjual sahamnya ke publik di London Stock Exchange, yang sebelumnya memang menjadi rencana dari SoftBank.

Seperti diberitakan sebelumnya, NVIDIA akhirnya mengonfirmasi pembelian produsen chip ARM senilai USD 40 miliar dari SoftBank.
Namun kesepakatan itu cukup rumit karena dibagi ke dalam beberapa tahap. SoftBank akan segera menerima USD 2 miliar tunai untuk menandatangani kesepakatan. Selanjutnya, ia akan menerima USD 10 miliar lagi dalam bentuk tunai, dan USD 21,5 miliar saham di NVIDIA saat penutupan.

Saham itu kemungkinan hanya akan sedikit di bawah 10% dari perusahaan. Selain itu, SoftBank dijadwalkan mendapatkan USD 5 miliar dalam bentuk campuran uang tunai dan saham sebagai pendapatan berbasis kinerja. Kondisi dan waktu untuk mendapatkan keuntungan itu tidak diungkap.

Dalam pencaplokan ini, NVIDIA membeli semua grup produk ARM kecuali divisi Internet of Things. Divisi ini dipertahankan ARM karena merupakan salah satu dari beberapa area yang sedang dikembangkan ARM sebagai portfolio di luar divisi desain chip yang menjadi bisnis utamanya.

Karena struktur kepemilikan yang kompleks dan banyaknya negara yang terlibat, penutupan kesepakatan diperkirakan akan memakan waktu satu setengah tahun, dan akan membutuhkan persetujuan peraturan dan regulator antimonopoli di AS, Inggris (kantor pusat ARM), China, dan Uni Eropa.