Sinar ultraviolet (UV) pada siang hari disebut dalam kondisi ekstrem belakangan ini. Apa sebenarnya sinar tersebut dan kenapa berbahaya?
Cahaya Matahari pada prinsipnya penting untuk kesehatan. Badan Meteorologi Dunia (World Meteorological Organisation/WMO) menyebut sinar matahari yang kurang akan memengaruhi mood kita dan juga meningkatkan ancaman kekurangan vitamin D.
“Namun jika menerima paparan sinar matahari yang berlebihan akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan,” menurut keterangan di situs Indeks UV Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG).
Lantaran itulah BMKG mengeluarkan peringatan soal paparan UV ekstrem dalam beberapa hari terakhir.
“Memang untuk lokasi yang kondisi umum cuacanya diperkirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari untuk beberapa hari ke depan dapat berpotensi menyebabkan indeks ultraviolet pada kategori ‘very high’ dan ‘extreme’ di siang hari,” ujar Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko, dalam keterangannya, Rabu (12/4).
Apa itu ultraviolet?
BMKG menuturkan secara umum pita gelombang cahaya matahari dibagi menjadi tiga bagian utama.
Pertama, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 100 – 400 nanometer atau nm (1 nm adalah sepermiliar meter atau 10 pangkat -9).
Kedua, cahaya tampak atau cahaya yang bisa terlihat oleh mata manusia dengan panjang gelombang 400 – 700 nm.
Ketiga, sinar inframerah (IR) dengan panjang gelombang 700 nm – 1 mm. Seperti sinar ultraviolet, sinar IR tidak bisa ditangkap oleh mata.
“Sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nm. Radiasi matahari yang menjangkau permukaan bumi sendiri berada pada sekitar panjang gelombang 100 nm sampai dengan 1 mm,” demikian dikutip dari situs itu.
Uv A
Sinar ultraviolet dibagi lagi menjadi UV A yang ada pada gelombang 315 – 400 nm, UV B dengan panjang gelombang 315 – 400 nm, dan UV C 100 – 280 nm.
Mana yang sampai ke Bumi?
BMKG menyebut pada saat memasuki atmosfer hampir seluruh UV C akan tertahan pada lapizan ozon. Senada, 90 persen UV B akan diserap oleh ozon, uap air, dan gas lain yang ada di atmosfer.
“Adapun UV A sebagian besar akan dapat mencapai permukaan bumi,” menurut BMKG.
“Dengan demikian, dari total sinar ultraviolet yang dikandung radiasi matahari saat sampai permukaan bumi adalah UV A (90-99%) dengan sedikit UV B (<10%),” lanjut keterangan itu.
Pengaruh sudut
Hary mengungkapkan jumlah UV yang sampai ke Bumi ini dipengaruhi oleh posisi dan waktu pergerakan Matahari serta kondisi tutupan awan di suatu wilayah.
“Bulan April, posisi semu Matahari masih ada di sekitar dekat ekuator, dan menunjukkan fase gerak semu ke utara hingga Juni nanti, yang berdampak penyinaran matahari lebih optimum ke wilayah Indonesia,” jelas dia.
Secara umum, banyaknya sinar UV yang mencapai Bumi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:
- Sudut datang sinar matahari, semakin tegak akan semakin banyak mengandung sinar ultraviolet
- Posisi lintang tempat, semakin ke kutub sinar ultraviolet akan semakin kecil
- Tutupan awan, semakin banyak awan sinar ultraviolet yang sampai akan semakin kecil
- Ketinggian, semakin tinggi suatu tempat maka sinar ultraviolet yang diterima akan semakin besar
- Lapisan ozon, semakin banyak ozon di lapisan atas maka semakin baik menyaring sinar ultraviolet
- Pemantulan pada permukaan bumi. Semakin dapat memantulkan cahaya, maka semakin sedikit sinar ultraviolet yang ada di permukaan bumi
Untuk mengukur banyaknya UV yang sampai ke Bumi, para ahli menggunakan Indeks UV, yakni angka tanpa satuan untuk menjelaskan tingkat paparan radiasi sinar ultraviolet yang berkaitan dengan kesehatan manusia.
“Dengan mengetahui UV index kita bisa memantau tingkat sinar ultraviolet yang bermanfaat dan yang dapat memberikan bahaya,” kata BMKG.
Setiap skala ada UV Indeks setara dengan 0,025 Wm2 radiasi sinar ultraviolet. Skala tersebut diperoleh berdasarkan fluks spektral radiasi UV dengan fungsi yang sesuai dengan efek fotobiologis pada kulit manusia, terintegrasi antara 250 dan 400 nm.
Berikut rincian indkes UV berdasarkan paparan BMKG:
Warna Skala | UV index | Kategori | Imbauan |
Hijau | 0-2 | “Low” (risiko bahaya rendah) |
|
Kuning | 3-5 | “Moderate” (risiko bahaya sedang) |
|
Oranye | 6-7 | “High” (risiko bahaya tinggi) |
|
Merah | 8-10 | “Very high” (risiko bahaya sangat tinggi) |
|
Ungu | >11 | “Extreme” (risiko bahaya sangat ekstrem) |
|