CEO Twitter, Elon Musk disebut memborong 10 ribu GPU untuk digunakan mengembangkan proyek kecerdasan buatan (AI) di perusahannya itu.
Engadget, melapokan, 10 ribu GPU itu akan digunakan di salah satu dari dua pusat data Twitter yang tersisa. Salah seorang sumber menyatakan, pembelian itu menunjukkan Musk “berkomitmen” dalam usahanya pengembangan AI.
Proyek ini kabarnya melibatkan penciptaan AI generatif yang akan akan dilatih oleh Twitter menggunakan data melimpah mereka sendiri. Namun masih belum jelas bagaimana Twitter akan memanfaatkan teknologi tersebut.
Menurut Insider, penggunaan AI generatif bisa meningkatkan fungsi pencarian di Twitter atau membantu perusahaan membangun kembali bisnis iklan mereka. Sebelumnya, bisnis iklan Twitter rontok usai banyak perusahaan cabut tindak-tanduk Elon Musk usai proses akuisisi.
Pembelian puluhan ribu GPU ini berlangsung setelah Musk justru meminta riset terhadap AI berhenti sejenak. Permintaan itu dituangkan Musk bersama sederet nama lain dalam surat terbuka yang diterbitkan di Future of Life Institute.
Surat tersebut mengatakan jeda penelitian tersebut harus diterapkan pada sistem AI yang “lebih kuat dari GPT-4.” Surat itu juga mengatakan para ahli independen harus menggunakan jeda yang diusulkan untuk bersama-sama mengembangkan dan mengimplementasikan seperangkat protokol bersama untuk alat AI yang aman tanpa keraguan.
Surat ini muncul berselang dua pekan dari pengumuman GPT-4 oleh OpenAI, perusahaan yang menciptakan chatbot AI, ChatGPT. GPT-4 sendiri merupakan versi yang lebih kuat dari teknologi di balik alat chatbot AI ChatGPT.
Musk merupakan salah satu pengkritik yang vokal terhadap OpenAI, perusahaan yang ia turut dirikan pada 2015. Musk antara lain mengatakan, “Saya masih bingung, bagaimana perusahaan non-profit yang saya beri donasi US$100 juta entah bagaimana dapat memiliki market cap sebesar US$30 miliar sebagai keuntungan. Jika ini legal, kenapa orang lain tidak melakukannya.”
Dikutip dari Semafor, sinisnya Musk terhadap OpenAI bersifat lebih personal. Pada 2018, Musk kabarnya mengatakan kepada Sam Altman, salah satu pendiri di Open AI bahwa, perusahaan tersebut jauh tertinggal dari Google.
Musk lalu menyarankan, ialah yang harus menjalankan perusahaan. Proposal tersebut ditolak oleh Altman dan beberapa pendiri OpenAI lainnya.”
Penolakan itu disinyalir menjadi alasan Musk hengkang dari OpenAI. Meskipun ketika itu, kedua belah pihak menyebut konflik kepentingan dengan Tesla, yang juga dimiliki Musk, menjadi penyebabnya.
Usai keluar Musk kabarnya tetap mendanai riset OpenAI. Namun demikian, janji itu tak terwujud lantaran Musk berhenti mengalirkan dana usai ia hengkang.
Pada 2019, OpenAI lalu mengumumkan penciptaan perusahaan untuk mengamankan modal yang dibutuhkan untuk mendanai proyeknya. Di tahun yang sama, perusahaan mengumumkan investasi US$1 miliar dari Microsoft.
Ketika OpenAI menciptakan ChatGPT ke publik pada November lalu, Musk kabarnya gelisah. Pasalnya, ChatGPT berhasil membetot perhatian publik.