Apple sempat terancam tak bisa menjajakan iPhone di Eropa karena aturan penggunaan USB-C. Mereka pun ‘mengalah’ dan memastikan kalau iPhone 15 bakal memakai port tersebut.
Namun berdasarkan kabar terbaru, iPhone 15 pun tetap terancam tak bisa dipasarkan di salah satu pasar terbesar dunia itu. Pasalnya Apple disebut bakal membatasi kemampuan USB-C yang ada di iPhone, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Senin (8/5/2023).
Nah kelakuan Apple inilah yang kabarnya bakal melanggar aturan pemakaian USB-C di Uni Eropa. Yaitu perangkat yang tidak memenuhi syarat fitur standar charger tetap tidak boleh dipasarkan, yang diungkapkan oleh Thierry Breton, seorang komisioner di European Union.
Menurut rumor yang beredar saat ini, Apple disebut akan membatasi fitur USB-C di iPhone 15 jika pengguna tak menggunakan kabel asli dari Apple. Namun memang jika pembatasan itu dilakukan oleh Apple, aturan penggunaan USB-C menjadi tak ada gunanya.
Jadi meski menggunakan port USB-C, pengguna tetap harus menggunakan kabel berlabel Made for iPhone (MFi). MFi sendiri merupakan program sertifikasi yang diluncurkan oleh Apple pada tahun 2012 setelah iPhone 5 menggunakan port Lightning.
Produsen pihak ketiga bisa memproduksi charger atau aksesoris lainnya mengikuti standar Apple untuk memastikan keaslian dan keamanannya, tapi mereka harus membayar lisensi sebesar USD 100 per tahun kepada Apple.
Ini juga bukan satu-satunya trik bisnis Apple untuk mengakali peraturan dari Uni Eropa. Mereka juga bakal membolehkan sideloading, atau menginstal aplikasi dari luar App Store, di iOS. Tentu untuk mengakali aturan monopoli aplikasi yang ditetapkan oleh Uni Eropa.
Menurut laporan Mark Gurman dari Bloomberg, Apple mungkin akan mengikuti aturan Uni Eropa tersebut, namun terbatas para iPhone yang dijual di Eropa. Jadi bisa saja iPhone yang dijual di negara luar Eropa tetap akan punya keterbatasan fitur USB-C dan tak punya fitur sideloading.