Apple Vision Pro Canggih sih, Ada Peluang ‘Flop’ di Pasaran?

0
283

Apple Vision Pro, headset yang memadukan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) alias mixed-reality, dinilai beda dari yang sudah ada. Namun, ada sejumlah celah yang potensial membuatnya flop.

Vision Pro diluncurkan Apple dalam gelaran World Wide Developer Conference (WWDC) 2023 di California, AS pada Selasa (6/6) kemarin. Headset itu memadukan teknologi mixed-reality (XR) dengan sistem operasi VisionOS.

Hasilnya, gadget ini bisa digunakan untuk banyak kegiatan seperti halnya di ponsel atau pun laptop namun dengan lingkungan 3D, mulai dari bekerja dengan layar virtual, menonton di layar lebar 30 meter, video call via avatar, merekam momen, dengan opsi tetap bisa melihat sekeliling.

Apple juga menyematkan lensa tiga elemen dengan layar mikro-OLED 4K ganda yang diklaim menghasilkan 23 juta piksel. Vision Pro dilepas ke pasaran Amerika Serikat pada tahun depan dengan harga US$3.499 atau sekitar Rp51 jutaan.

Analis Apple Ross Young menyebut gadget ini sebagai “super impressive product”, sambil memaklumi harganya yang wah.

Namun, sejumlah pihak yang mencoba langsung demo produk itu mengungkap beberapa potensi flop produk tersebut. Berikut beberapa sebabnya:

Enggak keren

Insider melaporkan bentuk headset tersebut “membuat orang-orang tidak terlihat keren.”

“Sekarang, bayangkan orang yang sama mengenakan headset Vision Pro di bandara. Mereka akan terlihat konyol atau terputus dari realitas,” tulis Insider.

Hal itu justru berlawanan dengan citra produk-produk Apple selama ini. Profesor Pemasaran New York University Scott Galloway menyebut pada 2017 produk Apple selama ini melambangkan tiga hal.

“Lambang kesejahteraan nomor satu, lambang kekuatan nomor satu, dan lambang nomor satu memikat lawan jenis,” katanya.

“Memiliki sebuah iPhone ibarat mengatakan kepada lawan jenis atau incaran Anda bahwa Anda punya gen yang bagus dan dia harus berkencan dengan Anda,” imbuh dia.

Namun, hal itu tidak berlaku untuk Vision Pro. Seorang wanita penggemar Apple langsung berkata “tidak” ketika ditanya soal impresi pertama terhadap pria yang memakai headset Vision Pro.

Mark Gurman yang selama ini mereportase tentang Apple, Januari, mengatakan Vision Pro sempat ditunda karena “masalah teknis.”

“Impian awal Apple adalah menawarkan sepasang kacamata AR yang bisa dipakai orang-orang sekarang sepertinya menjauh,” tulis dia, ketika itu.

Harga

Selain faktor tampilan, soal harga juga diprediksi membuat Vision Pro gagal.

Melansir Engadget, harga US$3,499 atau Rp51 juta yang ditawarkan juga terlalu mahal. Apalagi, Vision Pro, yang disebut Apple sebagai pengganti Home Theater, hanya bisa dinikmati oleh satu orang.

“Saya yakin, istri saya akan lebih memilih menonton Avatar: The way of Water dalam dua dimensi di televisi kami daripada mendengar saya terkagum-kagum dengan Vision Pro,” tulis kolumnis Engadget Devindra Hardawar.

Satu-satunya solusi adalah membeli lagi Vision Pro. “Berapa banyak orang bisa benar-benar membelinya?” tulis Hardawar.

Selain soal harga, Hardawar juga menyoroti avatar Persona yang muncul di dalam Vision Pro. Menurutnya, Persona tampak seperti manusia namun “terlihat kaku dan seperti robot.”

“Jika Anda FaceTime dengan orang tua Anda, saya yakin mereka lebih suka melihat wajah Anda yang sebenarnya, dengan segala ketidaksempurnaannya, daripada simulakrum CG yang dingin,” tulis Hardawar.

Sumber : CNN [dot] COM