Dua mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (AS) membuat platform kecerdasan buatan (AI) MASA AI yang dapat membantu penggunanya untuk belajar Bahasa Inggris.

Jason Sudirdjo (20) dan Davyn Sudirdjo (22) adalah dua orang Indonesia yang berada di balik pembuatan MASA AI.

MASA AI adalah perusahaan solusi AI dengan fokus di dua bidang, yakni efisiensi bisnis besar dan pendidikan. Masa menawarkan solusi berbasis AI yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis penggunanya.

Pada tahap awal, MASA AI fokus pada teknologi pendidikan dan pengembangan tenaga kerja Indonesia. Dengan sumber daya dari Silicon Valley, MASA AI berharap dapat meningkatkan keterampilan 150 juta pekerja dan 50 juta siswa Indonesia, dimulai dengan kemampuan Bahasa Inggris.

“Kami tidak hanya mendidik orang Indonesia; kami menawarkan impian di mana Indonesia dapat bersaing di panggung global dalam riset dan teknologi. Tetapi untuk sampai di sana, kita harus terlebih dahulu memastikan orang Indonesia unggul dalam keterampilan paling dasar di dunia: berbahasa Inggris,” ujar Davyn dalam sebuah keterangan, Selasa (20/6).

“Dengan melakukan ini, kami berharap melihat lebih banyak orang Indonesia belajar di luar negeri, berinovasi, dan mendorong negara kita maju,” tambahnya.

Dengan tujuan tersebut, MASA AI meluncurkan dua produk, yakni JennieTest dan JennieSpeak.

JennieTest sendiri dapat digunakan untuk berlatih untuk TOEFL, IELTS, UTBK-SBMPTN dan bahasa Inggris umum, termasuk tes diagnostik cepat. AI nantinya akan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, memberikan soal latihan tak terbatas, simulasi full test tak terbatas, materi pembelajaran tak terbatas yang semuanya disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Platform ini memiliki robotutor atau tutor robot yang aktif selama 24 jam dan 7 hari sepekan untuk ditanya apapun sebanyak yang pengguna mau.

Sementara itu, JennieSpeak adalah platform latihan berbicara yang dapat mendeteksi pengucapan dan intonasi, ritme dan tempo, serta akurasi tata bahasa dan kosa kata, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara pengguna.

Platform ini memulai dengan fokus pada bahasa Inggris, sebuah skill yang dibutuhkan secara universal sebagai fondasi skill-skill lainnya. Meski demikian, MASA AI tengah mengembangkan pelatihan bahasa dan subjek lainnya.

Jason yang berkuliah di Berkeley dan Davyn yang telah lulus dari Stanford Symbolic Systems dibantu satu co-founder lain, yakni Wilson Liang (23), seorang warga AS lulusan master di Stanford Computer Science juga.