Perusahaan implan otak milik Elon Musk, Neuralink, mengatakan telah mengantongi izin dari regulator Amerika Serikat (AS) untuk mulai menguji perangkatnya pada manusia.

Perusahaan mengumumkan izin uji coba itu melalui Twitter pada Kamis (26/5) malam, tetapi tidak memberikan rincian tentang studi potensial, yang tidak terdaftar di database uji klinis pemerintah AS.

Para pejabat Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (Food and Drug Administration/FDA) tidak akan mengonfirmasi atau menyangkal apakah badan tersebut memberikan persetujuan. Namun, humas Nuralink Carly Kempler mengatakan dalam email bahwa FDA “mengakui dan memahami” bahwa perusahaan Musk membuat pengumuman tersebut.

Neuralink adalah salah satu dari banyak perusahaan yang bekerja untuk menghubungkan sistem saraf ke komputer untuk membantu mengobati gangguan otak, mengatasi cedera otak, dan untuk penerapan lainnya.

Awal pekan ini, misalnya, para peneliti di Swiss menerbitkan penelitian di jurnal Nature yang menggambarkan sebuah implan yang mengembalikan komunikasi antara otak dan sumsum tulang belakang untuk membantu seorang pria lumpuh berdiri dan berjalan secara alami. Terdapat lebih dari 30 uji coba antarmuka komputer otak atau tulang belakang yang sedang berlangsung, menurut clinicaltrials.gov.

Musk – yang juga memiliki Twitter dan merupakan CEO Tesla dan SpaceX – mengatakan Desember lalu bahwa timnya sedang dalam proses meminta regulator untuk mengizinkan mereka menguji perangkat Neuralink.

Perangkat tersebut seukuran dengan koin besar dan dirancang untuk ditanamkan di tengkorak, dengan kabel ultra tipis yang langsung masuk ke otak. Musk mengatakan dua aplikasi pertama pada manusia adalah untuk mencoba memulihkan penglihatan dan mencoba membantu orang dengan sedikit atau tanpa kemampuan untuk mengoperasikan otot mereka dengan cepat menggunakan perangkat digital.

Dia juga membayangkan bahwa sinyal dari otak dapat dijembatani ke perangkat Neuralink di sumsum tulang belakang untuk seseorang yang mengalami patah leher.

Setelah Musk mempresentasikan perangkat tersebut pada akhir tahun lalu, Rajesh Rao, salah satu Direktur Pusat Neuroteknologi di Universitas Washington mengatakan menurutnya Neuralink tidak lebih maju dibandingkan tim lain dalam hal pencapaian antarmuka otak-komputer (brain-computer interface/BCI). Namun ia mengakui Neuralink “cukup maju” dalam hal perangkat keras di dalam perangkat.

Belum jelas seberapa baik perangkat tersebut akan berfungsi, atau seberapa aman. Antarmuka Neuralink dianggap sebagai “perangkat investigasi” pada saat ini, dan uji klinis dirancang untuk mengumpulkan data tentang keamanan dan efektivitas.

Neuralink pada minggu ini mencuit bahwa pihaknya belum merekrut peserta untuk penelitian tersebut dan akan segera memberikan informasi lebih lanjut.