Kejuaraan Dunia Olahraga Pantai 2023 yang dijadwalkan akan diadakan di Bali bulan depan telah dibatalkan setelah Indonesia mengundurkan diri secara mendadak sebagai tuan rumah, sementara Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) tidak memiliki waktu untuk mencari alternatif.

“Dengan sangat terkejut dan sangat kecewa, ANOC mengetahui bahwa Komite Olimpiade Indonesia (KOI) telah menarik diri dari komitmennya untuk menjadi tuan rumah ANOC World Beach Games dan Sidang Umum ANOC pada Agustus 2023,” kata ANOC, dalam sebuah pernyataannya, Selasa (4/7).

Bali ditetapkan sebagai tuan rumah edisi kedua kejuaraan dunia itu dan acara tersebut mencakup 14 cabang olahraga seperti sepak bola pantai, voli pantai, dan selancar. Doha menjadi tuan rumah edisi perdananya pada tahun 2019.

“Dengan kejuaraan dijadwalkan berlangsung dalam satu bulan lagi, pemberitahuan yang terlambat tidak memungkinkan ANOC menemukan tuan rumah alternatif. Jadi tidak ada pilihan selain membatalkan Olimpiade edisi Agustus tahun ini di Bali serta Sidang Umum ANOC,” ujar pernyataan tersebut.

 ANOC mengatakan KOI telah memberi tahu badan itu bahwa anggaran untuk Olimpiade tidak dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia.

“Meskipun ada tantangan dalam persiapan Olimpiade, seperti pada acara multiolahraga besar mana pun, ANOC telah secara teratur diyakinkan oleh KOI bahwa solusi akan ditemukan dan Olimpiade akan berjalan sesuai rencana,” tambahnya.

Keputusan Indonesia untuk mundur sebagai tuan rumah kejuaraan dunia olahraga pantai ini keluar tiga bulan setelah membatalkan posisi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-20.

Kedua kejuaraan dunia ini telah dijadwalkan akan berlangsung di Bali. Namun pembatalan kali ini tidak menyebutkan alasan keikutsertaan Israel seperti pembatalan sebelumnya.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyatakan alasan pembatalan adalah karena adanya ketidakjelasan soal pencairan dana padahal waktu pelaksanaan semakin dekat.

Pihak KOI, katanya, belum juga mendapatkan kepastian soal pendanaan acara kejuaraan dunia ini sebulan dari jadwal.

Meski demikian, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo membantah ketiadaan dana pemerintah sebagai penyebab batalnya Indonesia sebagai tuan rumah.

Ia mengatakan, setelah kementeriannya melakukan kajian, ada kerancuan soal besarnya anggaran yang diajukan untuk penyelenggaraan acara akbar itu sehingga perlu pemeriksaan lebih jauh.