Rusia mengirimkan pasukannya ke Bulan belum lama ini. Misi pertama ke Bulan setelah 50 tahun tersebut bertujuan membuktikan klaim NASA soal keberadaan air es di satelit Bumi.
Pekan lalu, roket Luna-25 lepas landas dari Bumi menuju kutub selatan Bulan. Roket diperkirakan akan mendarat di Bulan pada 23 Agustus 2023, berbarengan dengan misi Chandrayaan-3 dari India.
Namun disebutkan tim Rusia sudah mulai mengumpulkan dan memproses data pertama dari misi tersebut. Badan Penerbangan dan Antariksa Rusia (Roscosmos) mengungkapkan hal tersebut.
“Data pengukuran pada penerbangan ke bulan sudah diterima. Para ilmuwan mulai memprosesnya,” kata Badan Penerbangan dan Antariksa Rusia (Roscosmos), dikutip dari Reuters, Selasa(15/8/2023).
Roscosmos menambahkan Luna-25 masih dalam perjalanan ke Bulan. Roket juga dipastikan berfungsi dengan baik dan komunikasinya juga masih stabil.
“Luna-25 meneruskan penerbangan ke satelit Bumi. Semua sistem bekerja dengan baik, komunikasi terjalin dengan stabil, dan keseimbangan energinya tampak positif,” jelas Roscosmos.
Luna-25 memiliki ukuran seperti mobil kecil. Pesawat akan berada di kutub selatan selama satu tahun untuk melakukan eksplorasi.
Jika misi ini berhasil bisa membuat Rusia unjuk gigi di hadapan negara Barat. Negara presiden Vladimir Putin dapat memastikan pihaknya tidak ciut meski ada sederet sanksi yang diberikan karena serangannya ke Ukraina selama beberapa bulan terakhir.
Rusia sebenarnya sudah pernah melakukan misi ke Bulan. Bahkan jauh sebelum NASA melakukan pendaratan dengan astronaut Neil Amstrong menjadi manusia pertama yang menjejakan kaki di sana pada 1969.
Sementara itu misi Luna-2 telah menjangkau Bulan pada 1959. Luna-9 juga menjadi yang pertama melakukan soft landing pada 1966 atau tiga tahun sebelum NASA mendarat di Bulan.