Mengapa Pengungsi Suriah Diminta Segera Meninggalkan Istanbul, Kota Terbesar di Turki?

0
796

Ribuan pengungsi Suriah punya waktu hingga Selasa (20/08) untuk meninggalkan Istanbul atau mereka akan dipindahkan dengan paksa dari kota terbesar di Turki itu.

Pihak berwenang mengatakan migran tak terdaftar harus segera kembali ke lokasi tempat pendaftaran mereka, sebagai upaya untuk mengurangi tekanan terhadap kota Istanbul.

Namun beberapa migran Suriah ini mengatakan banyak dari mereka yang dideportasi ke Idlib di Suriah – di mana peperangan masih berlangsung sengit.

Mereka berkata banyak yang dipaksa menandatangani dokumen untuk dipindahkan secara sukarela, padahal mereka tak bisa membaca atau tak mengerti dokumen itu.

Perintah untuk pindah diumumkan akhir Juli, yang memberi mereka waktu sebulan untuk pindah.

Sekitar setengah juta orang Suriah terdaftar di Istanbul, tetapi menurut perkiraan yang tinggal di sana dua kali lipatnya, berasal dari provinsi-provinsi lain tempat mereka didaftar ketika masuk ke Turki.

Gubernur Istanbul mengatakan orang Suriah yang berhak untuk berada di Istanbul harus membawa paspor dan dokumen identitas mereka setiap saat. Ia juga mengumumkan adanya pengecekan di stasiun bus dan kereta.

Turki mulai menutup diri?

Menurut wartawan BBC di Istanbul Mark Lowen, Turki selama ini bangga akan reputasinya menerima 3,6 juta pengungsi Suriah – yang terbesar di dunia. Namun kesabaran mereka tampaknya menipis.

Awal Agustus sekitar 12.000 migran telah dipindahkan ke provinsi di mana mereka terdaftar pertama kalinya. Sekitar 2.600 yang tak terdaftar di tempatkan di pusat penampungan yang dikelola Kementerian Dalam Negeri.

Ribuan tempat kerja disidak untuk “mencegah tenaga kerja tak terdaftar”.

Jajak pendapat menunjukkan turunnya dukungan terhadap pengungsi Suriah, dari 70% ke 40%, dan ini dipandang sebagai salah satu faktor yang membuat partai Presiden Erdogan kehilangan kekuasaan di Istanbul dalam pemilu lokal tahun ini.

Pemerintah Turki mengatakan pengungsi yang ingin kembali ke Suriah dipindahkan ke wilayah aman yang berada di bawah kendali militer Turki.

Menurut pemerintah Turki, serangan udara pemerintah Suriah terhadap iring-iringan kendaraan Turki telah menyebabkan tiga penduduk sipil meninggal dunia dan melukai 12 lainnya.

Kawasan itu seharusnya dilindungi sebagai “zona penyangga” yang telah disepakati tahun lalu. Namun pemerintah Suriah telah meningkatkan serangan dalam beberapa bulan terakhir.