Tiga Pasien Meninggal Akibat Serangan Ratusan Pengacara ke Rumah Sakit

0
663

Tiga pasien meninggal dunia setelah ratusan pengacara menyerang sebuah rumah sakit di Lahore, Pakistan, akibat perselisihan dengan para dokter.

Dalam sebuah video, tampak para pengacara menerobos masuk ke dalam bangsal di rumah sakit jantung, memukuli pegawai dan membanting peralatan di sana.

Karena panik, para dokter dan perawat bersembunyi, meninggalkan para pasien, termasuk mereka yang tengah kritis.

Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan kelompok pengacara dan menangkap lebih dari 20 orang di antaranya. Dibutuhkan lebih dari dua jam untuk mengembalikan ketertiban di lokasi, kata pihak berwenang.

Para pengacara sebelumnya berunjuk rasa terkait tuduhan penganiayaan terhadap beberapa kolega mereka oleh pegawai rumah sakit bulan lalu.

Namun pemicu akhir dari aksi kekerasan yang terjadi tampaknya berasal dari sebuah video yang diunggah ke media sosial oleh seorang dokter pada Selasa malam, di mana dalam video tersebut, sang dokter mengolok-olok pengacara.

Bagaimana awal mula penyerangan terjadi?

Menurut pengelola rumah sakit, lebih dari 200 pengacara yang membawa tongkat menerobos masuk Institut Kardiologi Punjab di Lahore pada Rabu siang.

Pejabat rumah sakit mengatakan para pengacara memaksa masuk melewati penjagaan dan berpencar ke dalam beberapa kelompok, menyerbu berbagai departemen dan bangsal.

Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, para pengacara – bersetelan jas – membanting peralatan medis dan memecahkan jendela, serta memukuli para pegawai rumah sakit dan pejabat, termasuk menteri informasi Punjab, Fayazul Hasan Chauhan, yang mendatangi lokasi untuk mengembalikan ketertiban di sana.

Mereka juga merangsek ke dalam penginapan para perawat, menghancurkan furnitur di dalamnya dan memukuli beberapa staf di sana, kata seorang pejabat rumah sakit.

Para pengacara juga merusak sejumlah mobil yang terparkir di luar rumah sakit dan membakar setidaknya satu mobil van polisi.

Beberapa dari massa pengacara diduga juga menembakkan senjata api ke udara ketika polisi anti-huru hara turun tangan.

Sumber-sumber dari rumah sakit mengatakan setidaknya tiga pasien – seorang perempuan dan dua laki-laki – meninggal dunia karena dokter yang bertugas tidak bisa memberikan perawatan selama aksi kekerasan terjadi.

Disebutkan bahwa pasien perempuan itu tengah dirawat di ruang unit perawatan intensif (ICU).

Bala bantuan kepolisian pada akhirnya dikerahkan, dan menyebabkan lebih banyak pertikaian di mana beberapa pengacara terluka.

Polisi mengatakan bahwa mereka harus menangkap lebih dari 20 pengcara dan melaporkan sekitar 250 orang dengan tuduhan kekerasan dan penyerangan.

Apa yang menyebabkan penyerangan itu?

Para pengacara muda marah sejak 20 November lalu ketika sejumlah pengacara menemani seorang kolega ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan bagi ibunya yang tengah sakit, kata wartawan BBC M Ilyas Khan di Islamabad.

Di sana, mereka terlibat perselisihan dengan pegawai rumah sakit dan dokter yang bertugas, hingga berkembang menjadi aksi adu jotos, di mana para pengacara kalah jumlah oleh pegawai rumah sakit.

Kedua pihak kemudian lapor polisi, namun tak ada penangkapan terhadap siapa pun.

Akan tetapi, kemarahan meningkat dan kedua pihak melibatkan asosiasi profesi masing-masing untuk menekan polisi agar menangkap masing-masing dari kedua pihak.

Hal itu memaksa pihak berwenang dari tingkat provinsi untuk turun tangan dan menciptakan kesepakatan yang dicapai pada hari Selasa lalu, di mana para pegawai rumah sakit setuju untuk meminta maaf kepada para pengacara sementara kelompok pengacara sepakat untuk menarik laporan kepolisian mereka.

Namun pada saat yang sama, sebuah video berisi seorang dokter muda yang mengolok-olok para pengacara yang terlibat dalam insiden 2 November diunggah ke media sosial dan menjadi viral, kata wartawan BBC.

Sebuah pertemuan para pengacara yang penuh murka berlangsung di kantor dewan pengacara pada Rabu pagi, di mana banyak di antaranya yang memutuskan untuk berunjuk rasa ke rumah sakit yang terletak sekitar 3 kilometer dari kantor tersebut.

Dari video yang beredar di media sosial, seorang pengacara berjalan di depan para kolega pengacaranya yang lain sambil menyuruh dokter muda yang muncul pada video viral sebelumnya untuk melihat “lautan” pengacara berjalan ke arahnya.

Apa reaksi yang muncul di Pakistan?

Para pengacara yang terlibat dalam aksi penyerangan ke rumah sakit itu dikecam di pemberitaan berbagai media Pakistan.

“Warga Pakistan telah menyaksikan banyak aksi kekerasan oleh pengacara dalam beberapa tahun terakhir,” ujar seorang pembawa berita televisi di stasiun Geo TV pada hari Kamis (12/12).

“Mereka telah menyerang warga sipil, menyerang polisi, mengangkat tangan mereka di hadapan hakim dan merusak persidangan. Tapi kemarin mereka telah bertindak kelewatan,” tambahnya.

Komentator lain mengatakan bahwa kejadian itu adalah titik terendah tingkat toleransi masyarakat Pakistan yang tengah menurun karena membiarkan terjadinya aksi main hakim sendiri.

Wartawan BBC mengatakan bahwa kegagalan negara untuk memberikan keadilan sosial terletak pada kebangkitan kelompok-kelompok kepentingan dalam lingkaran politik, peradilan dan ekonomi yang dilindungi oleh pemangku kekuasaan yang kuat di negeri itu.

Afrasiab Khattak, mantan kepala Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan (HRCP) melalui Twitter bahwa Pakistan “terjebak dalam sebuah lingkaran setan anarki dan rezim militeristik”.

Ia menambahkan, “Menginjak-injak konstitusi, bangkitnya militerisasi dan kurangnya toleransi menciptakan anarki, dan respons tipikal negara yaitu penerjunan pasukan (paramiliter).”

Setelah para pengacara memutuskan mogok kerja di seluruh area Punjab pada Kamis (12/12), pemerintah provinsi telah meminta penerjunan pasukan ke semua kantor publik, termasuk kantor pejabat senior kepolisian.