Masyarakat AS Berunjuk Rasa Menentang Karantina, Desak Pemerintah Buka Kembali Ekonomi

0
604

Masyarakat di sejumlah negara bagian Amerika Serikat turun ke jalan untuk menuntut para gubernur membuka kembali ekonomi yang terhenti karena pandemi virus corona.

Unjuk rasa di negara bagian Arizona, Colorado, Montana, dan Washington diperkirakan bakal berlangsung pada hari Minggu (19/04) waktu setempat, menyusul aksi protes di enam negara bagian lain.

Desakan untuk melonggarkan pembatasan kian nyaring, meskipun ada risiko kasus Covid-19 melonjak kembali karena pembukaan ekonomi yang terlalu awal.

Presiden AS Donald Trump memberikan sinyal dukungan bagi para pengunjuk rasa.

AS telah menjadi episenter krisis Covid-19, dengan lebih dari 735.000 kasus dan sekitar 40.000 kematian – namun telah muncul tanda-tanda bahwa negara tersebut sedang mencapai puncak wabah dan laju infeksi melambat di beberapa negara bagian.

Para gubernur di sejumlah negara bagian mulai mendiskusikan rencana membuka kembali ekonomi di tengah tanda-tanda perlambatan, namun wilayah lain tetap dalam karantina ketat.

Gubernur California Gavin Newsom menjadi gubernur pertama di AS yang mengeluarkan perintah diam di rumah untuk seluruh negara bagian, menutup wilayah terpadat di negara itu sejak 19 Maret. Negara-negara bagian tetangganya di pesisir barat, Washington dan Oregon, menyusul beberapa hari kemudian, mewajibkan total 11,5 juta warga untuk tetap di rumah sejak 23 Maret.

Gubernur New York Andrew Cuomo pekan ini mengumumkan bahwa negara bagian itu akan memperpanjang kebijakan diam di rumah hingga 15 Mei. Berbicara dalam jumpa pers harian tentang virus corona pada hari Minggu, Cuomo mewanti-wanti warga – yang dilanda “demam kabin” dan berharap wilayah mereka segera dibuka kembali – agar berhati-hati.

“Kami masih harus memastikan wabah ini tetap terkendali,” kata Cuomo. “Meskipun kita semua sangat ingin melanjutkan hidup dan melangkah ke depan.”

“Ini baru pertengahan dari keseluruhan situasi.”

Presiden Trump, dari partai Republik, tampak mendukung aksi protes menentang kebijakan lockdown yang ketat, mengatakan pada hari Jumat bahwa aturan pembatasan di Minnesota, Michigan, dan Virginia “terlalu keras”.

Langkah-langkah ini dibutuhkan untuk menghentikan penyebaran virus.

Gubernur Washington Jay Inslee menyebut dukungan presiden terhadap para pengunjuk rasa “berbahaya”, sama saja dengan mendorong “pembangkangan” pada undang-undang negara bagian.

“Presiden Amerika sampai mendorong orang-orang untuk melanggar hukum, saya tidak ingat kita pernah melihat hal seperti itu selama saya di Amerika,” ujarnya di ABC News pada Minggu (19/04).

Nancy Pelosi, Ketua DPR dari partai Demokrat, menuding dukungan Trump terhadap para pengunjuk rasa sebagai “pengalihan perhatian”.

“Penerimaan presiden [atas protes] adalah pengalihan perhatian dari fakta ia belum cukup melakukan tes, perawatan, penelusuran kontak, dan karantina,” katanya kepada ABC.

Aksi protes yang disebut “Operation Gridlock”, didukung oleh kelompok-kelompok berhaluan libertarian, diperkirakan menarik ratusan orang ke ibu kota negara bagian di di Denver, Colorado dan Phoenix, Arizona pada hari Minggu (20/04).

Di Denver, para pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota negara bagian untuk memprotes perintah penjarakan sosial dari otoritas setempat. Lusinan mobil mengitari ibu kota, lansir media lokal; sementara kira-kira 200 orang berkumpul di halaman rumah, mengacungkan papan dan bendera tanda protes.

Pada hari Sabtu, para pengunjuk rasa sengaja membuat macet jalanan kota Annapolis, Maryland, membunyikan klakson mobil sebagai bentuk protes terhadap karantina. Lebih dari 200 orang berkumpul di luar kediaman gubernur Indiana, sedangkan sekitar 200 orang berkumpul di Austin, Texas.

Unjuk rasa juga terjadi di Utah, negara bagian Washington, dan New York pada hari Sabtu.

Aksi protes diperkirakan berlanjut pada hari Senin.