Seorang seniman kaca di Ghana berambisi membantu mengatasi masalah lingkungan lewat keahliannya.
Michael Tetteh adalah satu-satunya peniup kaca profesional bersertifikat di Ghana. Ia sudah lama merasa prihatin dengan masalah sampah di negaranya, terutama yang mengandung kaca atau gelas.
Menurut data lembaga survei Observatory for Economic Complexity, Ghana mengimpor produk kaca dan keramik bernilai sekitar $300 juta setiap tahunnya. Sekitar 80 persen di antaranya berasal dari China.
Sampah-sampah berbahan kaca ini umumnya berakhir di lahan-lahan pembuangan sampah atau berserakan di jalan-jalan. Kota-kota di Ghana memang tidak memiliki sistem pembuangan sampah yang memungkinkan sampah pecah belah ini tertangani dengan baik tanpa membahayakan lingkungan.
“Kami tidak memiliki proses pengumpulan sampah kaca, dan kami tidak ingin pecahan kaca berserakan seperti ini, atau dibuang ke tempat pembuangan sampah. Jika kita mendaur ulang sampah ini, kita bisa mendapatkan uang. Daur ulang itu murah,” jelasnya.
Tetteh bertekad mengubah sampah kaca itu menjadi karya seni bernilai ekonomi. Tujuannya tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari bahan yang tidak mudah terdekomposisiini tapi juga mempercantik kota-kota di Ghana.
Bahan kaca yang dimanfaatkan Tetteh sepenuhnya diambil dari tempat-tempat pembuangan sampah di ibu kota Accra. Ia berambisi, usahanya ini akan menghentikan Ghana dari kebiasaan mengimpor kerajinan kaca dari luar negeri.
“Kita tidak perlu lagi pergi ke luar negeri, seperti China, untuk membeli karya seni kaca untuk digunakan di Ghana. Saya ingin membuat Ghana indah dengan karya-karya ini,” imbuhnya.
Berasal dari kota Odumase-Krobo, pusat budaya manik-manik kaca tradisional Ghana, Tetteh jatuh cinta pada seni meniup kaca pada tahun 2012 setelah menghabiskan beberapa bulan di Prancis dan Belanda untuk mempelajari kerajinan tersebut dengan pembuat manik-manik Ghana lainnya.