Google Tak Lakukan PHK, Kok Karyawannya Mulai Cemas?

0
485

Sejauh ini Google menjadi raksasa teknologi satu-satunya yang belum mengumumkan pemangkasan jumlah pegawai massal. Namun para karyawannya mulai khawatir mereka tinggal menunggu waktu menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) selanjutnya.

Selama beberapa waktu terakhir, perusahaan teknologi besar mengumumkan memangkas banyak pegawainya. Meta, misalnya, merumahkan 13% stafnya atau lebih dari 11 ribu orang.

Kemudian, Snap merumahkan sebanyak 20%, setengah pegawai Twitter dipecat, dan HP berencana PHK 4.000 hingga 6.000 orang selama tiga tahun ke depan.

Google memang tidak memecat pegawainya. Namun sejumlah operasional mulai dipangkas perusahaan, seperti memangkas dana untuk inkubator Area 120, membatalkan laptop Pixelbook generasi berikutnya, dan akan menutup layanan game Stadia.

Sementara itu, kekhawatiran para pegawai Google kian memuncak dan beberapa dari mereka mengungkapkannya lewat meme. CNBC Internasional, pada Kamis (24/11/2022) melaporkan beberapa pegawai mengirim meme gambar sosok mengangkat tangannya dengan tulisan ‘inflation pay rise (kenaikan gaji inflasi).

Meme lainnya menggambarkan karakter yang ketakutan dengan tulisan ‘don’t fire us please (tolong jangan pecat kami)’ dan ada yang menunjukkan nama-nama perusahaan yang memiliki PHK seperti Meta, Twitter, Amazon dan Microsoft’ dan gambar karakter yang khawatir.

Selain itu, ada juga meme yang menampilkan pernyataan dari investor aktivis TCI Fund yang meminta agar CEO Sundar Pichai memotong gaji dan jumlah karyawan lewat tindakan agresif.

Pada pertemuan all-hands perusahaan baru-baru ini, sejumlah pertanyaan juga diajukan terkait potensi PHK dalam sistem internal bernama Dory. Selain itu juga ada pertanyaan mengenai apakah eksekutif salah mengatur jumlah karyawan.

“Nampaknya kami menambahkan 36 ribu peran full-time YoY, meningkat jumlahnya sekitar 24%,” bunyi salah satu pertanyaan.

“Banyak tim merasa seperti kehilangan jumlah pemain bukan menempatkannya. Ke mana perginya jumlah karyawan ini? Jika dipikir-pikir dan mengingat kekhawatiran seputar produktivitas, haruskah kita memperkerjakan dalam waktu cepat?”

Pertanyaan lain berbunyi, “Bisakah kami mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai bagaimana kita mendekati jumlah pegawai tahun 2023? Apakah kita tahu berapa lama kita perlu merencanakan angin sakal sulit ini?”