Kemunculan Beberapa Jenis Ular di daerah Ibukota Jakarta

0
1639

Resolusi Tahun Baru Ghufron Arifuddin adalah membersihkan sampah yang menutupi halaman belakang dan lingkungannya di Jakarta.

Alasannya? Ular
Dua kali dalam setahun terakhir ia telah menemukan makhluk-makhluk di Jakarta Timur, yang paling baru-baru ini di Malam Tahun Baru ketika ia menemukan kobra berbisa 1,5 meter berbisa.”Saya sangat terkejut,” kata Arifuddin, 49, menambahkan bahwa ia tidak pernah melihat ular saat pertama kali pindah beberapa tahun yang lalu.

Pertemuan ular di ibukota Indonesia lebih biasa karena beberapa alasan, kata para ahli. Habitat alam semakin berkurang seiring urbanisasi di Indonesia, sementara pembuangan sampah yang buruk di kota berpenduduk 9,5 juta ini berarti ular dan orang-orang menemukan diri mereka dalam kontak lebih dekat dari sebelumnya.

Pria seperti Freddy Hanggoro sangat akrab dengan ular di rumah atau tempat kerja.
Dia adalah anggota Sioux Snake Rescue, sebuah komunitas penggemar ular yang menemukan dirinya menangani semakin banyak panggilan dari warga yang tercengang dengan bertemu dengan ular. Dia bilang dia mendapat telepon setidaknya sekali setiap beberapa hari. Pada tahun 2017, kelompok sukarelawan 150 anggota tersebut mengatakan telah menyelamatkan lebih dari 130 ular dari rumah-rumah penduduk. Tahun sebelumnya, kelompok tersebut tertangkap sekitar tahun 90.

Baru-baru ini, dia dan seorang temannya menempuh jarak 20 kilometer, kail ular di belakangnya, ke sebuah pabrik di Bekasi, Jawa Barat – sebuah kota pinggiran kota di pinggiran Jakarta. Setelah menyapu lantai pabrik mereka menemukan kobra berbisa tergeletak di salah satu sudut. Dia meletakkan ular itu di kain kecil yang terbuat dari kain lembut, bahan berpori dan mengikatnya.”Kami melepaskannya di suatu tempat yang jauh dari daerah padat penduduk, untuk mencegah konflik lain di masa depan,” katanya.
“Bisa berbahaya jika seseorang salah tangkap ular,” tambahnya.

Dia menambahkan bahwa sangat umum untuk menemukan ular selama musim hujan antara bulan November dan Maret, saat hujan lebat menyebabkan banjir yang mencuci ular dari tempat persembunyian mereka. Ular terbesar kelompok ini memiliki python setinggi enam meter di wilayah Kembangan, Jakarta Barat pada 2016. Itu tersembunyi di langit-langit sebuah rumah.

‘Semua tentang rantai makanan’
Sioux Snake Rescue terjadi pada tahun 2009 sebagai cabang dari Yayasan Sioux Snake Indonesia, yang didirikan oleh Aji Rachmat, enam tahun sebelumnya dengan maksud awal untuk mendidik orang tentang ular. Di kota-kota di Indonesia seperti di Jakarta, biasanya menemukan orang meninggalkan tempat sampah di luar rumah mereka, terutama di daerah berpenghasilan rendah, kata Rachmat.

Dan sampah yang menumpuk menarik tikus dan tikus, makanan pokok untuk ular seperti kobra dan ular piton. “Jika makanan mereka bisa ditemukan di sekitar rumah orang, ke sanalah mereka pergi,” jelasnya. “Semuanya terkait, karena pada akhirnya semuanya tentang rantai makanan,” kata Rachmat. Habitat hutan yang semakin menipis mungkin menjadi penyebab ular datang – datang ke daerah penduduk yang kumuh.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia kehilangan sekitar 684.000 hektar kawasan hutan setiap tahunnya. Hal ini terutama disebabkan oleh pembalakan liar, kebakaran hutan dari praktik produksi minyak kelapa sawit yang tidak tepat dan konversi hutan untuk perkebunan kelapa sawit baru.

Sangat adaptif
Amir Hamidi, kepala divisi herpetologi di Institut Ilmu Pengetahuan Indonesia, sebuah lembaga penelitian pemerintah, mengatakan beberapa spesies ular seperti ular piton sangat adaptif dan dapat hidup baik di hutan maupun di kota.

Sebuah tim dari Sioux Snake Rescue menangkap seekor ular di Jakarta.
Hamidi memperingatkan bahwa ular akan terus muncul di rumah orang kecuali warga Jakarta menghentikan pemborosan sampah di daerah yang seharusnya tidak mereka lakukan. Pada bulan lalu, Hamidi mengatakan ada beberapa laporan tentang penampakan python di sekitar Jakarta dan Jawa Barat. Seekor ular 2,5 meter ditemukan di Cibinong, sementara yang lain tertangkap di jalan utama di Bogor. Pada bulan April, python empat meter muncul dari selokan di Pasar Minggu, sebuah daerah berpenduduk padat di Jakarta Selatan.

Suparno, seorang petugas pemadam kebakaran di Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyadapan Jakarta Selatan, mengatakan kepada CNN bahwa timnya sering menangkap ular di rumah atau di jalanan Jakarta, meskipun dia tidak dapat memastikan jumlah pastinya, karena pemadam kebakaran tidak menyimpan catatan resmi. Ular terakhir yang dia potret adalah ular piton yang bersembunyi di kamar mandi.

Ular yang paling umum ditemukan di rumah Jakarta tidak berbahaya, bagaimanapun, Hamidi mengatakan bahwa jika cukup besar, ular piton dapat menelan seseorang dan kobra adalah berbisa.

Saran: Tetap tenang, jangan panik.