Perekonomian Jepang telah berkembang selama tujuh kuartal berturut-turut dalam periode pertumbuhan terpanjang dalam lebih dari satu dekade.
Data menunjukkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,4% antara bulan Juli dan September.
Hasil kuartalan yang solid muncul setelah stimulus ekonomi lebih dari empat tahun oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.
Ekspor dan permintaan global yang lebih kuat untuk produk-produk Jepang telah mendorong ekspansi yang membantu mengimbangi penurunan belanja konsumen di dalam negeri.
Martin Schulz, rekan senior di Fujitsu Research Institute di Tokyo mengatakan bahwa ekonomi telah didorong oleh permintaan ekspor yang sangat kuat, tumbuh sebesar 6%.
“pemulihan ekonomi dunia yang hampir sinkron dan dengan ekspansi dari AS melalui Asia ke Uni Eropa, ini sangat membantu eksportir Jepang,” tambahnya.
Kebijakan ekonomi Abe juga sebagian berpengaruh untuk pertumbuhan ekonomi Jepang terpanjang dalam 16 tahun.
Rencana besar Abe untuk memulai ekonomi terbesar ketiga di dunia, yang dikenal sebagai “Abenomik”, telah difokuskan untuk mengatasi hampir dua dekade pertumbuhan stagnan dan penurunan harga konsumen.
Setelah terpilih kembali bulan lalu, Abe berjanji untuk melanjutkan upayanya untuk mendorong ekonomi Jepang ke dalam siklus kenaikan upah, pengeluaran dan inflasi.
Namun Kuo mengatakan Jepang belum keluar dari zona aman karena inflasi masih lemah dan belanja konsumen masih “pucat”.
Konsumsi pribadi turun 1,8% tahunan pada kuartal tersebut, menunjukkan bagaimana kebijakan ekonomi Abe belum memacu konsumen untuk berbelanja.
