26 orang tewas dan 23 lainnya hilang akibat tanah longsor di pulau Biliran di Filipina timur, kata pejabat setempat.
Badai Tropis Kai-Tak, yang dikenal secara lokal sebagai Urduja, menerjang daerah tersebut pada hari Sabtu (16/12) dengan hujan deras, angin kencang dan banjir bandang.
Seorang petugas polisi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa “batu setinggi mobil” telah jatuh akibat curah hujan.
Sekitar 88.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka menjelang badai.
Badai juga mengganggu layanan feri, menyebabkan lebih dari 15.000 penumpang terlantar, banyak dari mereka ingin pulang ke rumah untuk liburan Natal.
Namun, badai melemah pada hari Minggu (17/12).
“Batu-batu sebesar mobil jatuh di rumah-rumah beton setelah hujan lebat selama tiga hari,” di distrik pegunungan Lucsoon, inspektur kepala Lilibeth Morillo mengatakan kepada AFP.
Sofronio Dacillo, Biliran provincial disaster risk reduction and management officer, mengatakan kepada agensi bahwa 26 korban tewas di empat kota.
Sebuah operasi penyelamatan sedang dilakukan untuk menemukan korban yang selamat.
Laporan lokal mengatakan seluruh provinsi sekarang tidak ada listrik dan sebagian besar wilayah tersebut kekurangan pasokan air. Jembatan penyeberangan ke pulau itu telah rusak, sehingga menyulitkan penyelamatan dan perbaikan.