Beberapa Perusahaan sedang melakukan percobaan bagaimana cara menghilangkan “Karbon Dioksida” di udara salah satu caranya dengan Vacuum Cleaner CO2.
Di beberapa negara di belahan dunia, sedang berusaha mengembangkan teknologi menangkap karbondioksida secara langsung. Manusia memang tidak dapar dipungkiri benar – benar memproduksi Co2 dengan jumlah yang sangat banyak. Belum lagi karbon yang berasal dari cerobong asap dan pipa knalpot menghasilkan lebih dari 60 triliun pon gas rumah kaca.
Hal ini yang memperburuk iklim planet dan menambah asam di lautan. Masalahnya, kita tak pandai mempertanggungjawabkanya. sebagian besar upaya untuk menyusutkan jumlah karbon hanya fokus terhadap pengurangan emisi. contohnya beralih ke energi terbarukan, dan membuat transportasi serta proses pengolahan pabrik menjadi lebih efisien.
Namun, Upaya tersebut dianggap sangat lambat untuk menstabilkan iklim bumi. Oleh sebab itu, para insinyur saat ini berusaha melakukan cara lainya.
Bagaimana jika kita mampu membuang karbon dioksida dari udara dan menghapus apa yang sudah kita produksi ?
‘Menangkap udara’
Di berbagai belahan dunia, beberapa perusahaan sedang mengembangkan teknologi ‘menangkap udara secara langsung’. Di antaranya ada New York City-based Global Thermostat, Canada-based Carbon Engineering, dan start-up asal Swiss yang bernama Climeworks.
Tahun ini, Climeworks menunjukkan kemajuannya dengan membuka fasilitas penyedot karbon dioksida layaknya vacuum cleaner di Zurich. Sementara itu, Global Thermostat agak tertinggal. Mereka masih melakukan riset. Teknologinya sendiri akan diperkenalkan di Huntsville, Alabama pada 2018.
Untuk menyimpan karbon dioksida dari udara, diperlukan tempat penampungan yang cukup besar. Dalam hal ini, perusahaan juga sudah melakukan kemajuan pesat.
Sebuah proyek Climeworks di Islandia memompa karbon dioksida, 2000 kaki di bawah tanah ke lapisan batu basal (vulkanik), di mana ia bereaksi dengan cepat untuk membentuk mineral karbonat. Karbonat ini nantinya akan menahan CO2 di tempat penampungan dan di luar atmosfer selama jutaan tahun.
Dapat diandalkan kah cara tersebut?
Meskipun tampak menjanjikan, namun cara tersebut membuat cemas para pemerhati lingkungan.
Christopher Field, Direktur Stanford University’s Woods Institute for the Environment, khawatir jika strategi ‘menyedot karbon dioksida’ itu akan digunakan oleh pemerintah dan industri untuk menghindari kewajiban mengurangi emisi.
“Ini seperti berjudi dan taruhannya adalah masa depan Bumi,” ujarnya.
Field sendiri tidak menentang ini sepenuhnya. Ia mengatakan, cara tersebut bisa saja berhasil dengan cepat apabila menyeimbangkannya dengan energi terbarukan, efisiensi dan perlindungan hutan.