Seorang pejabat senior di Iran ditangkap setelah beredar video di media sosial yang memperlihatkan sejumlah anak muda pria dan perempuan menari bersama di tempat umum di kota suci Mashhad, kata otoritas pengadilan.
“Pejabat Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam di Mashhad ditangkap, karena melanggar hukum dan kesopanan publik,” lapor Kantor berita Mizan Online, mengutip pejabat kejaksaan.
Video yang beredar di jejaring sosial memperlihatkan sejumlah anak muda -lelaki dan perempuan- menari bersama di sebuah pusat perbelanjaan.
Tampak pula seseorang yang tampil sebagai penyanyi dalam acara yang berlangsung pada Selasa (17/04), seperti dilaporkan Kantor berita AFP.
Mohsen Afshar, juru bicara pusat perbelanjaan, mengatakan kepada Kantor berita ISNA bahwa acara menari bersama digelar untuk menarik sebanyak mungkin pengunjung.
Dalam acara undian bulanan dengan hadiah mobil, pihaknya mengundang pengunjung dengan acara menari bersama.
Tapi, “kami sudah mengantongi izin untuk menggelar acara ini,” kata Asfhar.
Selama ini, sambungnya, acara pembagian undangan itu dapat dihadiri antara 10.000-12.000 orang pengunjung.
“Memang, ada beberapa orang pengunjung yang perilakunya berlawanan dengan norma-norma yang berlaku di Republik Islam,” akunya, tanpa menjelaskan seperti apa perilaku tersebut.
Pimpinan majelis hakim yang menangani kasus ini, Hasan Heydari, mengatakan kepada Kantor berita Tasnim bahwa pusat perbelanjaan tidak berhak menggelar acara itu tanpa izin dari pejabat terkait.
Formalisasi hukum Islam yang diberlakukan di Iran memang melarang segala bentuk tari-tarian digelar di tempat publik.
Adapun kota Mashhad, yang terletak di kawasan timur laut, adalah kota suci dan dikuasai kelompok konservatif.
Dua tahun lalu, sebuah konser musik yang akan digelar di sana dibatalkan setelah seorang ulamanya, Ayatollah Ahmad Allamolhoda, memprotesnya melalui mimbar salat Jumat.
“Enyahlah ke tempat lain, jangan bikin konser di kota ini,” kata Ayatollah Ahmad Allamolhoda.
Penangkapan terhadap seorang pejabat senior Iran ini terjadi beberapa hari setelah Wali kota Teheran yang dikenal reformis, Mohammad Ali Najafi, mundur dari jabatannya setelah mengklaim diancam akan ditangkap.
Bulan lalu, Najafi dihujani kritikan oleh kelompok garis keras setelah menghadiri sebuah pertunjukan di Balai Kota untuk memperingati Hari Perempuan Iran. Di acara itu, sekelompok perempuan menggelar tarian tradisional.
Sumber : bbc.com