Facebook menyerah pada rencana ambisiusnya untuk merancang dan memproduksi drone sendiri. Pada awalnya, program Aquila merupakan bagian dari tujuan Mark Zuckerberg bisa ‘menghubungkan dunia’.
Rencananya, Facebook akan membuat drone yang terbang di atas daerah terpencil dan memancarkan sinyal Internet ke bawah. Facebook berhasil membuat drone pada 2015, dan melakukan penerbangan dengan hasil yang beragam.
Namun dalam posting blog Facebook pada Selasa malam (26/6), perusahaan mengatakan sekarang meninggalkan desain dan konstruksi pesawat kepada para ahli di industri kedirgantaraan, yang telah mulai berinvestasi dalam teknologi.
“Mengingat perkembangan teknologi ini, kami memutuskan untuk tidak merancang atau membangun pesawat kami sendiri lebih lama lagi,” kata Direktur Teknik Facebook Yael Maguire.
Sebaliknya, Facebook akan bekerja dengan mitra seperti Airbus untuk mengembangkan drone yang dapat terbang pada ketinggian tinggi dalam waktu yang lama untuk memancarkan internet dari langit.
Miliaran orang di seluruh dunia masih kekurangan akses internet, sehingga beberapa perusahaan teknologi besar telah mencari cara untuk menghubungkan mereka dari udara.
Beberapa perusahaan berusaha membuat proyek untuk memberikan akses Internet. Perusahaan induk Google, Alphabet memiliki Project Loon, yang menggunakan balon ketinggian tinggi untuk menyediakan internet ke daerah-daerah terpencil. Ini telah dikerahkan setelah bencana alam di Peru dan Puerto Riko.
SpaceX ingin menempatkan ribuan satelit kecil ke luar angkasa untuk menghadirkan broadband berkecepatan tinggi di seluruh dunia, tetapi rencana tersebut masih dalam tahap awal.
Facebook juga bereksperimen dengan pendekatan lain. Tahun lalu, Facebook memamerkan program yang melibatkan helikopter kecil yang terhubung ke kabel internet yang dapat membantu orang-orang online di zona bencana.