Tik Tok mengaku bahwa keluhan terkait konten negatif di platformnya lantaran kurangnya moderator untuk melakukan kurasi konten. Pasalnya, meski menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan machine learning untuk membantu moderasi.
Selain penggunaan machine learning, Tik Tok juga memberlakukan tombol laporan sehingga pengguna bisa langsung melaporkan konten yang meresahkan. Perusahaan ini juga menggunakan tenaga manusia sebagai moderator untuk melakukan verifikasi.
“Untuk mempercepat moderasi konten maka kami akan mempekerjakan lebih banyak moderator dari 20 jadi 200 seperti diminta Kominfo,” jelas juru bicara Tik Tok Indonesia dalam wawancara per telepon, Kamis (12/7).
Moderasi konten ini tersebut disebutkan Tik Tok telah dilakukan sejak pertama layanan tersebut berdiri.
“Sudah kami lakukan sejak aplikasi dimulai […] Kami (juga) punya tim moderasi untuk aplikasi, kami melatih orang untuk melakukan moderasi,” tambahnya.
Selain itu, Tik Tok juga menjelaskan bahwa machine learningnya masih terus meningkatkan “kecerdasan” mesin lewat data-data yang didapat dari seluruh dunia.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan perwakilan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Tik Tok menyebut telah memiliki mesin untuk melakukan filter konten negatif.
Tik Tok juga menjanjikan untuk melakukan edukasi bagi pengguna dan orang tua agar pengguna bisa menggunakan layanannya secara bijak dan sehat.