Kekerasan sektarian pecah di sebuah pasar di Nigeria dan menewaskan setidaknya 55 orang, Sabtu (20/10) waktu setempat. Kejadian itu telah dikonfirmasi Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari.
Kelompok pemuda Muslim dan Kristen dilaporkan bertikai setelah keributan terjadi di antara kuli pendorong gerobak di sebuah pasar di kota Kasuwan Magani, kawasan utara negara bagian Kaduna.
Kepolisian mengklaim telah menangkap 22 orang yang diduga terlibat dalam kericuhan tersebut. Adapun, otoritas setempat kemudian menerapkan jam malam.
Kekerasan berbasis kelompok agama seperti ini beberapa kali terjadi di Nigeria.
Presiden Buhari mengaku khawatir pada kekerasan yang kerap kali menjadi jalan keluar perbedaan pendapat atau pandangan di masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Kepresidenan Nigeria, Garba Shehu, dalam akun Twitter miliknya.
Tanpa harmoni di antara kelompok warga, kata Buhari, “urusan dan kepentingan sehari-hari kita tak mungkin tercapai.”
Buhari mendorong para tokoh berpengaruh di beragam kelompok masyarakat untuk mengkampanyekan toleransi dan menghentikan perselisihan sebelum pecah menjadi kerusuhan berikutnya.
“Kekerasan tak dapat menjadi opsi dalam perdamaian. Sebaliknya, pilihan pada kekerasan dapat menyebabkan penghancuran diri.”
“Kekerasan adalah angin buruk yang menghembuskan kebaikan seseorang. Merangkul perdamaian adalah sebuah keharusan,” kata Garba mengutip sikap Buhari.