Krisis Venezuela: Polemik Bantuan Asing, Presiden Maduro Tutup Perbatasan dengan Brasil

0
861

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menutup perbatasan negaranya dengan Brasil, Kamis (21/02), seiring polemik tentang bantuan kemanusiaan dari luar negeri.

Pemimpin berhaluan kiri yang kini tengah diserang itu mengumumkan kebijakan tersebut melalui siaran televisi. Maduro berkata, ia juga mempertimbangkan penutupan jalur keluar menuju Kolombia untuk menghentikan gerak-gerik oposisi.

Dalam pengumuman itu, Maduro membantah krisis sedang terjadi di Venezuela. Ia menuding kiriman bantuan kemanusiaan merupakan bagian dari siasat Amerika Serikat.

Saat pengumuman itu dipaparkan, orang nomor satu di kelompok penentang Maduro, Juan Guaido, memimpin konvoi dari ibu kota Venezuela, Caracas, menuju perbatasan Kolombia.

Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai pimpinan sementara di tengah protes anti-pemerintah akhir Januari lalu. Klaim Guaido itu diakui sejumlah negara.

Didampingi Menteri Pertahanan, Vladimir Padrino Lopez, dan sejumlah petinggi militer lainnya, Maduro mengumumkan bahwa perbatasan menuju Brasil akan ditutup penuh hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Maduro juga berkata, “Saya tidak ingin mengambil keputusan seperti ini, tapi saya akan mempertimbangkan pula penutupan penuh perbatasan dengan Kolombia.”

Bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Venezuela, kata Maduro, merupakan upaya AS mendelegitimasi pemerintahannya. AS disebutnya juga berupaya mengambil secara ilegal cadangan minyak bumi Venezuela.

Sebelumnya Venezuela menutup perbatasan laut dan darat mereka dengan Curacao, kepulauan Karibia di utara Venezuela yang hendak dijadikan pusat penampungan bantuan kemanusiaan AS.

Presiden Brasil dari kelompok sayap kanan, Jair Bolsonaro, adalah salah satu pimpinan negara yang mengakui klaim Guaido sebagai pimpinan sah Venezuela.

Bolsonaro juga menyetujui rencana penundaan pemilu Venezuela.

Juru bicara Bolsonaro, Jenderal Otávio Régo Barros, menyebut melalui kerja sama AS, bantuan obat dan makanan akan tersedia di kota Pacaraima yang berada di perbatasan Venezuela-Brasil.

Barros berkata, bantuan itu dapat segera diangkut oleh ‘pemerintahan di bawah Guaido’.

“Brasil mengambil bagian dalam insiatif internasional penting ini untuk membantu pemerintahan Guaido dan masyarakat Venezuela,” kata Barros.

Guadio menyebut sekitar 600 ribu sukarelawan menyatakan kesediaan untuk mengambil bantuan itu, Sabtu besok.

Sementara itu, di tengah konvoinya, kelompok oposisi terlibat baku hantam dengan aparat keamanan Venezuela. Gas air mata ditembakkan aparat ketika konvoi bus dan mobil itu dihentikan di kawasan barat Karakas.

Meski begitu, iring-iringan tersebut tetap dapat melanjutkan perjalanan mereka.

Guaido dan sekutunya berharap mengumpulkan makanan dan obat-obatan dalam pergulatan mereka melawan Maduro.

Adapun angkatan bersenjata Venezuela sejauh ini mampu menghalangi kedatangan bantuan AS yang masuk lewat perbatasan Kolombia.

Walau membantah terjadinya krisis kemanusiaan, pekan ini Maduro mengumumkan bahwa bantuan Rusia seberat 300 ton tengah dalam perjalanan menuju Venezuela.

Lebih dari tiga juta penduduk Venezuela melarikan diri dari negara mereka beberapa tahun terakhir. Penyebabnya, menurut PBB, adalah hiperinflasi dan kelangkaan bahan pokok seperti makanan dan obat.

Maduro yang naik ke tampuk kepresidenan tahun 2013 dihujani kritik, baik dari dalam negeri maupun dunia internasional. Ia dianggap tak mampu mengatasi krisis ekonomi yang terjadi.

Ke mana konvoi oposisi itu bergerak?

Konvoi itu diperkirakan akan menempuh perjalanan sekitar 800 hingga 900 kilometer ke perbatasan Kolombia, tepatnya ke Cucuta, kota yang menjadi pusat penampungan bantuan asing.

“Terkonfirmasi, konvoi terus berlanjut,” kata salah satu juru bicara Guaido sekaligus anggota parlemen dari kubu oposisi, Yanet Fermin, kepada kantor berita AFP.

“Kami tahu rezim ini akan mengerahkan segala hambatan untuk mencegah kami mencapai perbatasan.”

“Tapi tak ada yang dapat menghentikan kami. Kami akan meneruskan perjalanan,” kata Fermin.

Sementara itu, pemerintah Venezuela mengumumkan rencana mereka mengirim sekitar 20 ribu kotak makanan ke perbatasan Kolombia.

Sebuah video yang diunggah ke Twtter oleh Menteri Pangan, Luis Medina Ramirez, menunjukkan beberapa truk kargo.

Pertarungan lewat musik?

Pebisnis ternama Inggris, Richard Branson, mengorganisir konser di kawasan perbatasan Jembatan Tienditas, di sisi Kolombia. Seluruh keuntungan dalam konser itu disebut bakal didonasikan kepada Venezuela.

Badan bernama Venezuela Aid Live, kata Branson, dibentuk atas permintaan Guaido dan pimpinan oposisi lainnya, Leopoldo Lopez.

Sekitar 250 ribu orang diperkirakan akan menghadiri konser musik tersebut. Sementara uang yang dikumpulkan diprediksi mencapai US$100 juta (Rp1,4 triliun).

Kantor berita Reuters menyebut dana itu akan digunakan untuk membeli bantuan obat serta makanan bagi warga Venezuela.

Adapun, pemerintah Venezuela dilaporkan tak mau kalah dengan rencana tersebut. Mereka mendirikan panggung sekitar 300 meter dari lokasi konser itu.