Jumatan Pertama Setelah Penembakan Christchurch, Selandia Baru Siarkan Azan, Perempuan Kenakan Hijab

0
892

Selandia Baru menyiarkan suara azan, diikuti dengan dua-menit hening, dalam upacara memperingati sepekan sejak serangan Christchurch.

Perdana Menteri Jacinda Ardern bergabung dengan ribuan warga yang berdukacita di dekat masjid Al-Noor, satu dari dua tempat ibadah yang menjadi sasaran penembakan pada Jumat lalu.

Dalam pidato yang ditujukan kepada komunitas Muslim, ia berkata: “Selandia Baru berduka bersama Anda, kita adalah satu.”

Sebanyak 50 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Warga Australia, Brenton Tarrant, yang menyebut dirinya pegiat supremasi kulit putih, telah dikenai satu dakwaan pembunuhan dan diperkirakan akan menghadapi dakwaan lainnya.

Pada Kamis kemarin (21/03), Ardern mengumumkan larangan bagi semua jenis senjata semi-otomatis.

Hari berkabung nasional

Ribuan orang berkumpul di Hagley Park, dekat masjid Al-Noor, untuk menandai hari berkabung nasional untuk para korban.

Panggilan salat bagi Muslim, atau azan, disiarkan di televisi dan radio nasional pada pukul 13:30 waktu setempat (07:30 WIB) dan diikuti dengan dua-menit hening.

Siaran tersebut didahului dengan pidato dari Ardern, yang berkata: “Menurut Nabi Muhammad… orang-orang yang beriman dalam kebaikan, kasih sayang, dan simpati mereka bagaikan satu tubuh. Ketika satu bagian sakit, seluruh tubuh merasakan sakit.”

Imam Gamal Fouda, yang memimpin salat Jumat, mengatakan bahwa si penembak “melukai hati jutaan orang di seluruh dunia”.

“Hari ini, dari tempat yang sama, saya menyaksikan cinta dan kasih sayang,” ujarnya.

“Kami terluka, tapi kami tidak putus asa. Kami hidup, kami bersama, dan kami bertekad untuk tidak membiarkan siapapun memecah-belah kami.”

Masjid-masjid di seluruh negeri diharapkan membuka pintu bagi pengunjung, dan masyarakat akan membentuk rantai manusia di beberapa masjid sebagai aksi simbolis perlindungan dan solidaritas.

Sebelumnya, Ardern mendorong sebanyak mungkin warga Selandia Baru untuk memanfaatkan hari ini untuk berhenti sejenak dan merenung.

“Saya tahu banyak warga Selandia Baru ingin menandai sepekan yang telah berlalu sejak serangan teroris dan mendukung komunitas Muslim seiring mereka kembali ke masjid,” ujarnya.

“Apa yang kita renungkan selama pengheningan akan berbeda-beda. Semua orang harus melakukan apa yang terasa pas bagi mereka, di manapun mereka berada — di rumah, di tempat kerja, di sekolah.”

Satu kampanye media sosial meminta perempuan non-Muslim di Selandia baru mengenakan kerudung untuk sehari.

Sementara itu, petugas pemerintah bekerja sampai larut malam untuk menyiapkan masjid dan jenazah para korban untuk pemakaman massal di Christchurch pada Jumat sore.

Salah satu petugas yang terlibat berkata: “Semua jenazah telah dimandikan. Kami selesai sekitar pukul 1:30 pagi. Ini tugas kami. Setelah selesai, ada banyak emosi, orang-orang menangis dan berpelukan.”