Security Technical Consultant Prosperita ESET Indonesia Yudhi Kukuh mengungkapkan bahaya yang mengintai pengguna WhatsApp jika terkena serangan spyware. Menurutnya peretas bisa mengambil data dari akun pengguna layaknya akun Ovo dan Gojek.
“Namanya spyware kalau sudah masuk ke sini [WhatsApp] bisa melakukan apa saja. Misal kita punya data di aplikasi Ovo dan Gojek, sekarang kita kan bisa deposit di situ namanya spyware dia bisa ambil akun kita,” kata Yudhi kepada awak media di Hariss Cafe, Jakarta, Rabu (15/5).
“Orang biasanya tahu kalau sudah kejadian, misal entah bagaimana bisa uangnya yang didepositkan misal di akun OVO tiba-tiba berkurang tinggal 1000 perak, dia baru sadar.”
Untuk menanggulangi serangan spyware, selain memperbarui aplikasi ke versi teranyar, Yudhi juga menyarankan untuk memasang (install) peranti lunak (software) khusus untuk melindungi data di ponsel. Peranti lunak khusus untuk melindungi data di dalam ponsel seperti Mobilescope, Nowsecure Mobile, Clueful, Skycare, Nord VPN, Last Pass dan lainnya.
Selain itu Yudhi juga menyarankan untuk rajin memperbaharui sistem operasi agar terhindar dari serangan spyware maupun malware.
“Mau tidak mau kita harus rajin upgrade, pokoknya kalau kita punya ponsel ya sistem operasinya harus di upgrade. Kan banyak software ponsel murah ya, bisa pake itu untuk melindungi data,” pungkasnya.
Senada, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) juga mengimbau masyarakat pengguna WhatsApp untuk segera memperbarui aplikasi untuk mencegah serangan spyware.
Melalui akun resmi Twitter resminya, BSSN menginformasikan kepada masyarakat tidak hanya memperbaharui aplikasi WhatsApp namun pihaknya juga menghimbau untuk memperbaharui aplikasi lain yang ada di ponsel.
Hai Siberman! Apakah kamu pengguna WhatsApp?
Celah keamanan Remote Code Execution (RCE) CVE-2019-3568 pd WhatsApp memungkinkan penyerang mengeksploitasi fungsi Panggilan Telepon & menginstalasi malware secara remote.
Segera update aplikasi WhatsApp 👍#BSSNsecurityadvisory pic.twitter.com/VhulGxPATL
— BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA (@BSSN_RI) May 15, 2019
Juru bicara WhatsApp sendiri tidak menyangkal adanya serangan spyware. Pihaknya mengatakan serangan itu memiliki semua ciri khas perusahaab swasta yang telah diketahui bekerja dengan pemerintah untuk memberikan spyware yang memiliki kemampuan untuk mengambil alih sistem operasi ponsel.
Dia mengatakan kelemahan itu ditemukan ketika tim WhatsApp melakukan beberapa peningkatan keamanan tambahan untuk panggilan suara.
Disebut-sebut Kelompok NSO Israel merupakan dalang dari serangan spyware itu.
Spyware NSO telah berulang kali ditemukan untuk meretas wartawan, pengacara, pembela hak asasi manusia dan pembangkang. Salah satu kasus spyware yang sempat menghebohkan dunia ialah kasus pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi yang diduga akibat dari target spyware.