Para pilot maskapai American Airlines telah mengkonfrontasi produsen pesawat Boeing tentang potensi masalah keselamatan pesawat 737 Max setelah terjadi kecelakaan Lion Air JT610 pada November 2018 lalu.
Pertemuan itu digelar sekitar sebulan sesudah pesawat Boeing 737 Max yang dioperasikan Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, yang menyebabkan 189 orang di dalam pesawat meninggal dunia.
Selang empat bulan setelah pertemuan itu diadakan, pesawat Ethiopian Airlines yang juga menggunakan Boeing 737 Max jatuh selepas tinggal landas. Insiden tersebut menyebabkan 157 orang meninggal dunia.
Dalam pertemuan tertutup dengan jajaran eksekutif Boeing, para pilot American Airlines menyerukan agar produsen pesawat itu segera mengambil tindakan, sebagaimana dilaporkan oleh CBS dan New York Times yang mendapat rekaman suara tentang isi pertemuan.
Boeing dilaporkan menolak seruan para pilot tetapi berjanji untuk memperbaiki perangkat lunaknya, tetapi langkah tersebut belum kunjung diterapkan ketika Ethiopian Airlines jatuh.
“Tidak ada seorang pun yang menyimpulkan bahwa satu-satunya penyebabnya adalah fungsi ini (sistem) di pesawat,” kata wakil presiden Boeing, Mike Sinnett kepada para pilot yang hadir.
Percakapan dalam pertemuan tersebut direkam secara diam-diam.
Pilot tidak tahu Boeing 737 dilengkapi dengan MCAS
Pada bagian lain, Sinnett menambahkan, “Hal terburuk yang mungkin terjadi adalah tragedi seperti ini, dan bahkan lebih buruk lagi jika terjadi peristiwa lagi.”
Para pilot juga mengeluh karena mereka tidak diberi tahu tentang peranti MCAS (Manoeuvring Characteristics Augmentation System), yang merupakan fitur baru di 737 Max, sampai Lion Air jatuh di Indonesia.
“Mereka bahkan tidak tahu sistem yang terkutuk ini ada di pesawat, begitu juga orang lain tidak tahu,” kata Mike Michaelis, kepala bagian keselamatan di serikat pilot.
Boeing menolak memberikan komentar seputar pertemuan pada bulan November tersebut, dan mengatakan, “Kami fokus bekerja sama dengan pilot, maskapai penerbangan, dan regulator di dunia untuk mendapatkan sertifikasi pemutakhiran di pesawat Max dan memberikan pelatihan tambahan dan pendidikan agar pesawat bisa dioperasikan lagi dengan selamat.”
Pada tahap ini Boeing melarang terbang seluruh armada pesawat 737 Max yang ada di dunia di tengah kekhawatiran bahwa sistem yang dikenal dengan nama MCAS mungkin mempunyai andil dalam dua peristiwa jatuhnya pesawat tersebut.
MCAS berfungsi mencegah pilot menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi dengan cara menukikkan pesawat secara otomatis.
Boeing dalam proses memutakhirkan perangkat lunak, tetapi menepis penilaian bahwa MCAS merupakan satu-satunya penyebab kecelakaan.
Ketika Lion Air JT610 jatuh, MACS tidak bekerja dengan baik sehingga setiap kali pilot menaikkan hidung pesawat, MCAS aktif kembali dan menurunkan hidung pesawat.