Kepolisian Jepang menetapkan seorang pria sebagai tersangka dalam kasus dugaan pembakaran sebuah studio animasi di Kyoto.
Pria bernama Shinji Aoba kini dalam pengamanan polisi saat dirinya menjalani perawatan luka bakar di rumah sakit.
Kebakaran yang melanda studio Kyoto Animation, yang juga dikenal dengan KyoAni, menewaskan sedikitnya 33 orang dan mencederai banyak lainnya dalam peristiwa yang disebut-sebut pembunuhan massal terparah di Jepang sejak beberapa tahun terakhir.
Polisi mengatakan, seseorang yang diduga Shinji Aoba masuk ke dalam gedung dan menyiramkan cairan yang mudah terbakar menggunakan ember. Orang itu lantas menyalakan api dan berteriak “Mati!”
Sejumlah saksi mata yang melihat penangkapan Shinji Aoba mengaku mendengar dia menuduh bahwa studio animasi tersebut telah mencuri ide-idenya.
Setelah serangan tersebut, puluhan orang berkumpul di sekitar gedung. Mereka meletakkan karangan bunga dan mengucapkan doa.
Ada pula penggalangan dana masyarakat yang sejauh ini telah mengumpulkan lebih dari US$1,3 juta (Rp18 miliar) untuk membantu korban dan keluarga mereka.
KyoAni memproduksi film dan novel bergambar yang disukai oleh para penggemar lantaran produk yang dihasilkan sangat berkualitas.
Apa yang diketahui soal tersangka?
Kepolisian menahan Shinji Aoba atas dugaan memicu kebakaran di gedung studio animasi KyoAni.
Aoba disebut-sebut menuduh studio tersebut menjiplak novel karyanya. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit dan belum secara formal diinterogasi mengenai motifnya.
Lembaga penyiaran publik NHK melaporkan bahwa Aoba memiliki catatan pidana dan pernah dipenjara karena mencuri uang dari toko kelontong.
Direktur Kyoto Animation mengaku dirinya baru-baru ini menerima surat-surat ancaman tapi sama sekali tidak tahu bahwa surat itu berhubungan dengan serangan.
Apa yang terjadi?
Kebakaran melanda gedung berlantai tiga pada Kamis (18/07) pada pukul 10.30 waktu setempat (08.30 WIB).
Sejumlah saksi mata mengaku mendengar suara ledakan keras yang disusul kobaran api. Kejadian itu menyebabkan sejumlah orang melompat keluar dari jendela.
“Saya seperti sedang menyaksikan neraka,” kata seorang perempuan kepada surat kabar Asahi Shimbun.
Sekitar 70 orang berada di dalam gedung ketika kebakaran berlangsung dan sebanuak 36 orang dilaporkan telah dibawa ke rumah sakit.
Pihak berwenang menyebutkan, sebagian besar korban ditemukan bertumpukan di anak tangga dari lantai tiga hingga atap. Di sana mereka pingsan selagi berupaya meloloskan diri.
Kantor berita Kyodo melaporkan, petugas pemadam kebakaran menemukan bahwa pintu menuju atap ditutup sehingga orang-orang terjebak di dalam.
Kepada kantor berita Reuters, seorang petugas pemadam mengatakan gedung itu tidak punya penyemprot air atau hidran kebakaran di dalam gedung.
Hal ini, menurut Momoko Higuchi selaku arsitek yang berbasis di Tokyo, diperparah oleh anak tangga spiral di dalam gedung berlantai tiga karena benda itu “(bertindak) seperti cerobong.”
“Karena kebakaran dipicu bensin, efeknya seperti bom,” kata Higuchi.
Kebakaran belakangan dapat dipadamkan dan polisi menyisir lokasi untuk menemukan petunjuk. Pisau dilaporkan ditemukan di lokasi kejadian.
Rincian mengenai para korban tidak langsung dipublikasikan, namun kepolisian Kyoto mengatakan 20 perempuan dan 12 pria mencakup korban tewas. Satu orang belum bisa diidentifikasi.
Studio animasi KyoAni dikenal lebih banyak memperkerjakan perempuan, khususnya perempuan muda. Hal ini tidak lazim dalam profesi itu, kata pengacara industri Daisuke Okeda kepada New York Times.
Industri animasi di Jepang didominasi oleh pria berusia di atas 35 tahun, tambah Okeda. Namun, jumlah perempuan berusia 20-an tahun yang bekerja sebagai juru animasi dua kali lipat lebih banyak dari pria.
Menanggapi insiden ini, KyoAni membatalkan penayangan cuplikan film terbarunya, sebuah kisah yang diambil dari serial animasi Free. Studio itu juga menunda kolaborasi dengan Keihan Main Line, jaringan kereta yang menghubungkan Kyoto dan Osaka.
Studio animasi Jepang lainnya, David Production, menunda penyiaran episode terbaru Fire Force. Serial animasi ini bercerita mengenai sekelompok pemadam kebakaran yang punya kemampuan memanipulasi api.
Apa itu Kyoto Animation?
Kyoto Animation didirikan pada 1981. Sejak itu, studio tersebut telah memproduksi sejumlah tayangan animasi populer, seperti K-On dan The Melancholy of Haruhi Suzumiya.
KyoAni juga menciptakan versi film dari beberapa serial animasi populernya serta merilis film A Silent Voice pada 2016 yang banyak mendapat pujian.
Salah satu serial garapan KyoAni, Violet Evergarden, ditayangkan oleh Netflix untuk khalayak dunia.
Studio tersebut juga dikenal membayar juru animasi dengan gaji tetap, berbeda dengan tradisi industri animasi Jepang yang membayar juru animasi per frame—yang dipandang menaruh tekanan besar kepada para staf.
Menurut Prof Ryusuke Hikawa dari Universitas Meiji kepada NHK, KyoAni merupakan studio pertama di luar Tokyo yang meraih sukses.