Korea Selatan menjadi salah satu negara di Asia yang telah mengkomersialisasi jaringan 5G. Selain Korsel, teknologi telekomunikasi generasi kelima ini juga telah dikomersialisasi di China dan Jepang.
CNNIndonesia.com mendapat kesempatan menjajal teknologi 5G di Negeri Ginseng dengan kecepatan hingga 10 kali lipat dari 4G. Pengguna dijanjikan merasakan pengalaman akses internet mulus untuk mendukung produktivtias dan hiburan.
Sotetsu Hotels The Splaisir Seoul Myeong-Dong menjadi lokasi pertama merasakan sensasi akses internet 5G. Hasil tes kecepatan internet menggunakan aplikasi Ookla Speedtest mencatat kecepatan unduh mencapai 523 Mbps dan unggah 58,5 Mbps.
Akan tetapi, kecepatan unduh kelas ‘sultan’ tersebut tak bertahan dan terus menurun menjadi 492 Mbps.
CNNIndonesia.com kemudian menjajal akses internet di lokasi kedua, Gangchon Rail Bike, Chunceon. Berbeda dengan pengalaman menjajal 5G di lokasi pertama, indikator sinyal di tempat yang berjarak 78 km dengan waktu perjalan 90 menit dari Seoul ini justru drop menjadi 4G.
Tak mengherankan jika lokasi kedua akses internet ‘hanya’ 4G, lantaran teknologi 5G baru tersedia dan difokuskan di Seoul.
Padahal di Chunceon terdapat tempat wisata legendaris Pulau Nami yang menjadi lokasi syuting drama ‘Winter Sonata’. Lagi-lagi di lokasi yang berada jauh dari Seoul ini, CNNIndonesia.com tak menemui ketersediaan 5G.
Masih penasaran dengan kecepatan akses 5G, CNNIndonesia.com kembali ke jantung kota Seoul. Kali ini objek terkenal Seoul Tower menjadi lokasi uji coba akses internet 5G.
Menggunakan ponsel Galaxy Note 10, indikator menunjukkan ketersediaan jaringan 5G. Akan tetapi, hasil pengetesan kecepatan 5G menggunakan operator KT hanya berada di kisaran 187 Mbps untuk unduh dan 69,7 Mbps untuk unggah.
Jika diubah menggunakan jaringan 4G, kecepatan unduh tercatat 70,1 Mbps dan unggah 69,4 Mbps. Di lokasi yang sama kecepatan unduh 5G kembali drop hingga mencapai 1,03 Mbps unggah dan unduh mencapai 0,44 Mbps.
Dengan kata lain, jaringan 4G justru bisa mengalahkan 5G apabila kecepatan unduhan berada di kisaran 1 Mbps dan unggahan di kisaran 0,44 Mbps.
Product Marketing Samsung Electronics Indonesia M. Taufiq Furqan berusaha untuk menjawab permasalahan ini. Menurutnya, jangkauan jaringan 5G memang lebih kecil dibandingkan 4G sehingga sulit untuk menembus penghalang berupa tembok hingga kontur alam seperti lembah dan pegunungan.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengatakan letak BTS (base transceiver station) harus strategis agar banyak orang bisa mengakses jaringan 5G.
“Frekuensi untuk 5G sendiri memang lebih tinggi dibandingkan teknologi sebelumnya, di atas 3,6GHz, kalau 4G seperti di Indonesia di 1800MHz. Semakin tinggi frekuensi, semakin kecil jangkauannya, dan lebih sulit untuk menembus halangan,” ujarnya di Seoul, Korea Selatan.
Sumber : CNN[dot] COM