Baru lima bulan Christy Trang Le menggantikan posisi CEO GoViet sebelumnya, Nguyen Vu Duc, dia memutuskan hengkang. Ini adalah yang kedua kalinya CEO GoViet mundur dalam setahun.
Dikutip detikINET dari Vietnam Insider, Senin (23/9/2019), juru bicara GoViet mengonfirmasi kepergian Christy dari jabatan tersebut.
“Ketika kami memulai perjalanan dengan kepemimpinan baru, tentunya selalu dengan niat terbaik. Namun setelah lima bulan memimpin, Christy memutuskan mengambil jalan berbeda,” kata juru bicara GoViet.
“Kami selalu berupaya keras menemukan jalan untuk maju yang disepakati bersama, namun kami tidak bisa melakukannya dalam hal ini. Jadi kami harapkan yang terbaik untuk Christy di masa depan,” sambungnya.
Meski harus kembali ditinggal oleh CEO-nya, anak perusahaan Gojek di Vietnam ini yakin bahwa timnya akan terus bergerak dan bertumbuh dengan baik.
“Kami yakin bahwa tim manajemen yang ada di Vietnam didukung oleh pengetahuan dan keahlian tim internasional kami, akan memastikan GoViet terus menciptakan dampak positif sambil menikmati pertumbuhan eksponensial yang kami alami dalam setahun terakhir,” tambahnya.
Sejauh ini, GoViet tidak menyebutkan alasan spesifik mengapa Christy mengundurkan diri. Belum pula ada informasi siapa pengganti Christy selanjutnya.
Vietnam menjadi negara pertama yang dipilih Gojek saat memutuskan berekspansi ke empat negara di Asia Tenggara. Founder dan CEO Gojek Nadiem Makarim menilai Vietnam adalah negara yang paling optimal untuk jenis teknologi atau layanan yang ada di platform mereka.
GoViet mulai mengaspal di Vietnam awal Agustus 2018. Saat itu, operasionalnya baru di sekitar kota Ho Chi Minh. Seiring perjalanannya, GoViet mulai merambah kota lain seperti Hanoi, dengan jumlah unduhan aplikasi lebih dari 1,5 juta kali dan driver terdaftar lebih dari 25 ribu orang.
Berdasarkan laporan ABI Research, GoViet menempati porsi 10,3% di pangsa pasar ride hailing Vietnam. Angka ini masih jauh jika dibandingkan kompetitornya Grab yang menguasai sekitar 72,9% dari pangsa pasar.