Apple dan Google mengumumkan sebuah sistem pelacakan penyebaran virus corona yang memanfaatkan sambungan Bluetooth Low Energy (BLE).
Sistem baru ini dijelaskan dalam sejumlah dokumen, yang menjelaskan bagaimana penggunaan sambungan Bluetooth untuk melacak setiap orang yang pernah berdekatan dengan pengguna ponsel, alias contact tracing.
Data ini nantinya bisa diakses oleh aplikasi resmi milik badan kesehatan masyarakat. Penggunanya juga bisa melaporkan jika ternyata mereka positif terkena COVID-19, yang kemudian akan memicu sistem untuk memberi notifikasi kepada orang yang pernah berdekatan dengan orang yang positif tersebut.
Apple dan Google akan memperkenalkan application programming interface (API) tersebut di Android dan iOS pada pertengahan Mei mendatang, yang kemudian bisa diimplementasikan ke dalam aplikasi milik badan kesehatan masyarakat masing-masing di setiap negara.
Contact tracing dengan Bluetooth ini tidak mendeteksi lokasi pengguna memakai data GPS. Sistem ini hanya menangkap sinyal Bluetooth dari ponsel-ponsel yang lokasinya berdekatan selama interval 5 menit, dan kemudian menyimpan datanya di ponsel.
Saat si pengguna melaporkan kalau ia ternyata positif corona, maka aplikasi ini akan menotifikasi daftar orang yang datanya disimpan di ponsel tersebut, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Sabtu (11/4/2020).
Sistem seperti ini sebelumnya sudah dibuat oleh pemerintah Singapura dengan aplikasi TraceTogether, dan kemudian juga pemerintah Indonesia lewat PeduliLindungi.