Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat (United States Patent and Trademark Office/USPTO) merilis konsep perangkat ponsel milik Google yakni Pixel yang didesain seperti ponsel lipat atau bisa juga disebut foldable.

Menurut laporan USPTO yang dihimpun Patently Apple, Google telah mendaftarkan paten rancangan ponsel lipat pada Oktober 2018 tetapi baru diterbitkan oleh USPTO pada 30 April 2020.

Laporan USPTO menunjukkan bahwa Google mendaftarkan dua rancangan ponsel lipat yang berbeda. Rancangan ponsel yang pertama mirip Samsung Galaxy Fold dan yang kedua mirip Moto Razr.
Bedanya, saat layar Moto Razr dibuka, tidak ada engsel handset yang terlihat alias full screen tetapi pada desain Google Pixel menunjukkan bahwa perusahaan menempatkan engsel bundar di sisi kanan dan kiri.

Lalu saat layar dibuka, kedua layar Google Pixel bakal diberi jarak, seperti dikutip Tech Radar.

Meski begitu banyak pihak menilai bahwa langkah Google untuk membuat ponsel lipat bukan sesuatu yang menarik tetapi bisa menjadi ancaman bagi vendor ponsel yang lebih dulu merilis ponsel dengan konsep lipat.

Samsung merupakan pionir dari rancangan konsep ponsel lipat di era sekarang ini. Bahkan perusahaan asal Korea Selatan ini sudah merilis dua ponsel lipat mereka yaitu Samsung Galaxy Fold dan Samsung Galaxy Z Flip.

Di Indonesia, Galaxy Fold dibanderol Rp30,8 juta sementara Galaxy Flip Z Rp21,8 juta.

Presiden Samsung Electronics Young Kwon Sohn sempat mengklaim bahwa Samsung Galaxy Fold telah terjual sebanyak lebih dari 1 juta unit sejak pertama kali diluncurkan pada September 2019 lalu.

Tak lama berselang, Motorola kembali menghidupkan salah satu ponsel lawas mereka yaitu Motorola Razr V3 menjadi Moto Razr. Selain itu ada juga Huawei Technologies yang meluncurkan ponsel lipat pertama mereka yaitu Huawei Mate X.

Huawei meningkatkan prosesor dengan Kirin 990 yang merupakan prosesor solusi 5G all-in-one. Prosesor terbaru itu diklaim memiliki efisiensi daya yang lebih maksimal.