Beberapa waktu lalu muncul kabar mengenai penandatanganan divestasi bisnis imaging Olympus ke Japan Industrial Partner (JIP). Olympus Indonesia pun angkat bicara mengenai kabar ini.
Divestasi tersebut menurutnya sebuah langkah strategis karena struktur perusahaan akan lebih kecil dan efisien, dan juga membuatnya lebih gesit dalam bermanuver untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
“Divestasi ini sangat strategis dan positif bagi bisnis kamera Olympus di Indonesia, tentu sangat berpengaruh signifikan mempertajam fokus posisi Olympus di Highend level camera,” ujar Sandy Chandra, Marketing & Sales Manager Olympus OCCI dalam keterangan yang diterima detikINET.
Dengan adanya perubahan pasar di bisnis fotografi yang sangat signifikan dan cepat, Olympus melakukan improvisasi atas struktur biaya dengan merekstrukturisasi manufaktur secara mendasar dengan memfokuskan di sistem kamera dengan lensa lepas tukar (mirrorless interchangeable lens camera) yang memiliki nilai tinggi.
JIP sendiri adalah sebuah Investment Fund dengan jejak sukses dalam memaksimalkan pertumbuhan dari banyak merek produk. JIP akan menggunakan inovasi teknologi dan kekuatan posisi merek Olympus di pasar untuk meningkatkan profit dari Olympus Imaging Business.
Sandy juga menyebut dalam waktu dekat Olympus akan merilis kamera baru di Indonesia, yang menunjukkan keseriusan mereka menggarap pasar kamera mirrorless di Indonesia.
“Maka dengan Adanya divestasi bisnis, kami yakin Olympus akan lebih agresif dan melakukan penetrasi pasar untuk pangsa pasar global maupun Indonesia,” tutup Sandy.
Olympus mulai memproduksi dan menjual kamera dengan lensa Zuiko sejak 1936. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai mempunyai produk-produk menarik dan inovatif, seperti kamera seri Pen, OM-D, dan lainnya.
Pada Maret 2020 lalu, Olympus juga baru merilis E-M1 Mark III yang punya fitur image stabilizer 5 axis dengan bodi yang mungkil. Jika dikombinasikan dengan stabilizer pada lensa, sistem IS ini bisa mengkompensasi getaran hingga 7,5 stop.