Seorang ilmuwan asal China yang dicurigai melakukan kecurangan visa dan merahasiakan hubungannya dengan militer telah kabur ke konsulat China di San Francisco, kata pejabat Amerika Serikat.
Jaksa penuntut menuding kasus itu adalah bagian dari program China mengirim ilmuwan dari militernya secara diam-diam ke AS.
Pada Rabu (22/07), pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan penutupan konsulat China di Houston dan mengatakan mereka terlibat kasus pencurian properti intelektual.
China mengecam perlakuan terhadap ilmuwan-ilmuwan dan konsulatnya di AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menuding pemerintah Trump memakai alasan-alasan tersebut untuk membatasi, melecehkan, atau menindas ilmuwan China di AS.
Menyusul kisruh penutupan konsulat China di Houston, Trump mengancam akan menutup lebih banyak kantor konsulat China.
Dalam beberapa bulan terakhir, ia kerap bentrok dengan Beijing soal perdagangan, pandemi virus corona, dan pengesahan undang-undang keamanan nasional baru yang kontroversial bagi Hong Kong.
Apa tudingan soal konsulat China di San Francisco?
Menurut dokumen yang diserahkan oleh jaksa penuntut di sebuah pengadilan federal di San Francisco mengatakan tersangka bernama Juan Tang adalah seorang periset biologi di University of California, Davis.
Menurut dokumen tersebut, dalam wawancara dengan agen FBI bulan lalu, Tang mengatakan ia belum pernah bekerja untuk militer China.
Namun, kata dokumen, sebuah investigasi sumber terbuka atau open source menemukan foto-fotonya mengenakan seragam tentara. Penggeledahan di rumahnya mendapati bukti lainnya yang menunjukkan afiliasinya dengan Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA.
“Menyusul penggeledahan dan wawancara Tang pada 20 Juni 2020, Tang pergi ke konsulat China di San Francisco, di mana ia selanjutnya menetap, menurut penilaian FBI,” tulis dokumen pengadilan tersebut, yang pertama dilaporkan oleh situs berita Axios.
Dokumen itu mengatakan: “Seperti yang ditunjukkan oleh kasus Tang, konsulat China di San Francisco menyediakan potensi rumah aman bagi tentara PLA guna menghindari prosekusi di Amerika Serikat.”
Jaksa penuntut mengatakan ini bukanlah satu-satunya kasus, melainkan “bagian dari sebuah program yang dilaksanakan oleh PLA” untuk mengirim ilmuwan-ilmuwan militer ke AS di balik kepura-puraan.
Dokumen itu juga menyebutkan kasus-kasus lainnya, di mana dua periset baru-baru ini ditahan di California lantaran berbohong soal tudingan hubungan mereka dengan militer China.
Tegangan AS-China memburuk
Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan China memburuk, setelah Washington memerintahkan Beijing untuk menutup konsulat mereka di Houston, paling lambat Jumat (24/07)—langkah yang disebut Beijing sebagai “provokasi politik”.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan keputusan itu diambil karena China “mencuri” kekayaan intelektual.
Kemenlu China mengecam langkah tersebut di Twitter, dengan menyebutkan kedutaan mereka di Washington DC telah menerima ancaman kematian.
Sebelumnya, melalui rekaman video, beberapa individu tak dikenal tampak membakar kertas di keranjang sampah yang terletak lahan gedung konsulat China di Houston.
Ketegangan antara AS dan China meningkat akhir-akhir ini.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump berulang kali berseteru dengan Beijing mengenai masalah perdagangan dan pandemi virus corona, serta penerapan UU Keamanan Nasional di Hong Kong.
Kemudian, pada Selasa (21/07), Departemen Kehakiman AS menuduh China mensponsori para peretas yang mengincar sejumlah laboratorium yang sedang mengembangkan vaksin Covid-19. Dua warga negara China, yang dituduh memata-matai perusahaan riset AS dan dibantu agen pemerintah China, telah didakwa.
Mengapa AS memerintahkan penutupan konsulat China?
Pompeo mengatakan Partai Komunis China mencuri “tak hanya kekayaan intelektual Amerika…tapi juga kekayaan intelektual Eropa…yang menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan”.
“Kami menggariskan ekspektasi bagaimana Partai Komunis China akan bersikap,” kata Pompeo.
“Jika mereka tidak memenuhi [ekspektasi tersebut], kami akan mengambil tindakan untuk melindungi rakyat Amerika, melindungi keamanan kami, keamanan nasional kami, dan juga melindungi ekonomi serta pekerjaan kami,” tambahnya.
Di seluruh AS, terdapat lima konsulat China dan satu kedutaan besar di Washington DC. Belum jelas mengapa konsulat China di Houston yang diminta untuk tutup.
Dalam pernyataan terpisah, Deplu AS menuduh China melakukan “kegiatan mata-mata secara ilegal dan operasi pengaruh” yang mencampuri “politik domestik” serta “memaksa para pemimpin bisnis kami, mengancam keluarga-keluarga Amerika keturunan China yang bermukim di China, dan lainnya”.
Bagaimana tanggapan China?
Dalam serangkaian cuitan, juru bicara Kemenlu China, Hua Chunying, memaparkan bahwa alasan-alasan yang disampaikan AS terkait penutupan konsulat di Houston “luar biasa mengada-ada”.
Dia mendesak AS mengubah “keputusan salah” tersebut, atau China akan “bertindak dengan balasan yang tegas”.
“Ketika para diplomat China mengusung pemahaman antar dua belah pihak serta persahabatan, kedutaan AS di China menyerang sistem politik China di depan umum,” ujarnya.
“Akibat penodaan dan kebencian yang ditiupkan pemerintah AS, kedutaan China telah menerima ancaman bom dan kematian.”
Para pejabat China mengatakan AS mempunyai lebih banyak staf pada perwakilannya di China, ketimbang staf perwakilan China di AS.
Kemenlu China telah mengunggah peringatan kepada segenap mahasiswanya di AS, meminta mereka untuk “waspada” selagi “badan-badan penegak hukum AS meningkatkan interogasi secara acak, perundungan, penyitaan barang-barang pribadi, dan penahanan yang mengincar mahasiswa China di AS”.
Media pemerintah China, Global Times, membuat jajak pendapat konsulat AS mana yang sebaiknya ditutup sebagai balasan atas tindakan Washington.
Apa yang terjadi di konsulat?
Tanda-tanda awal ada sesuatu yang tidak biasa di konsulat China di Houston mengemuka pada Selasa (21/07), ketika orang-orang di seberang konsulat melihat api di sejumlah keranjang sampah.
Tayangan rekaman video memperlihatkan beberapa orang melemparkan yang terlihat seperti kertas ke dalam keranjang sampah. Tidak diketahui siapa mereka. Orang-orang tersebut kemudian terlihat menuang air ke dalam keranjang sampah itu.
Layanan darurat kemudian dipanggil ke gedung konsulat pada Selasa (21/07) malam. Namun, kepolisian Houston mengatakan di Twitter bahwa anggota mereka “tidak diberi akses memasuki gedung” namun mereka melihat asap.
Juru bicara pemerintah China, Wang Wenbin, tidak secara langsung menanggapi api di lahan konsulat. Dia hanya mengatakan konsulat di Houston beroperasi secara normal.