Transaksi non tunai atau cashless sudah menjadi tren yang diiringi perkembangan e-wallet atau dompet digital yang kian diminati masyarakat. Di Indonesia, pasar dompet digital masih dikuasai lokal.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis iPrice bekerja sama dengan App Annie, dalam penggunaan aplikasi finansial mengalami peningkatan sebesar 70% sejak tahun kemarin. Selain itu, e-wallet lokal masih mendominasi di Indonesia.

Berikut ini adalah highlight menarik dari riset ‘e-Wallet Terpopuler di Indonesia Q2 2019-2020 yang dilakukan iPrice dan App Annie.

Dominasi pemain lokal

Berdasarkan data periode sebelumnya yang dirilis iPrice ranking e-wallet di Indonesia didominasi oleh pemain lokal. Kondisi ini masih bertahan di periode sekarang.

iPrice menilai dominasi pemain lokal berkaitan dengan kesuksesan promosi dan campaign yang dilakukan oleh para pengembang e-wallet Indonesia dan dukungan dari pemerintah dalam membawa Indonesia untuk lebih menjadi cashless society.

GoPay, Ovo, Dana, dan LinkAja merupakan 4 e-wallet dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak selama periode Q2 2019 – Q2 2020. Untuk aplikasi dengan total download terbanyak juga diduduki oleh keempat pemain tersebut.

Untuk mengetahui ketenaran dari masing-masing e-wallet ini, Ipsos juga melakukan riset yang hasilnya adalah 58% responden memilih GoPay sebagai e-wallet paling familiar, diikuti Ovo sebanyak 29%, Dana 9%, dan LinkAja 4%.

Di peringkat selanjutnya, e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak dari posisi 6-10 untuk periode Q2 2020 diduduki oleh Go Mobile by CIMB, i.saku, JakOne Mobile- Bank DKI, Doku, Sakuku, dan Paytren.

GoPay Punya Pengguna Aktif Bulanan Terbanyak

GoPay berhasil menduduki peringkat pertama sebagai e-wallet dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak sejak Q2 2019 hingga Q2 2020.

Sebagai catatan, data yang tersedia merupakan akumulasi dari pengguna aplikasi Gojek secara keseluruhan untuk total download aplikasi GoJek yang juga masih menduduki peringkat teratas sebagai aplikasi paling banyak didownload di Android maupun iOS.

GoPay juga disebutkan sebagai e-wallet yang akan dipilih pertama kali jika ada new user yang baru akan menggunakan e-wallet untuk bertransaksi. Sebanyak 60% responden menyebutkan mereka menggunakan GoPay sebagai e-wallet pertama mereka.

Selain itu, GoPay juga memiliki organic user terbanyak (54%). Jadi ketika tidak ada tawaran promo atau cashback pun, user tetap menggunakan GoPay sebagai alat transaksi mereka.

Ovo & Dana, e-Wallet Independen dengan User Aktif Bulanan Tertinggi

Ovo dan Dana konsisten berada di posisi 3 besar e-wallet dengan pengguna aktif bulanan tertinggi. Dua e-wallet ini merupakan e-wallet non-government yang memiliki tipe servis finansial fokus untuk melakukan transaksi dan pengiriman uang.

Berbeda dengan GoPay yang tergabung dalam satu super app (GoJek) yang terdiri dari beragam layanan, Ovo dan Dana konsisten menduduki peringkat kedua dan ketiga dengan pengguna aktif bulanan terbanyak. Kedua perusahaan ini bisa dijadikan acuan sebagai e-wallet independen yang membantu para non-bankers untuk tetap bisa melakukan transaksi cashless.

Selama periode Q2 2019 hingga Q2 2020, OVO menduduki peringkat kedua dengan pengguna aktif bulanan terbanyak setiap kuartalnya. Diikuti Dana yang juga berhasil dengan konsisten menduduki peringkat ketiga di periode yang sama.

Untuk total download aplikasi terjadi pergantian posisi pada periode Q4 2019, dimana Dana menggantikan Ovo di posisi kedua setelah GoPay. Namun pergantian posisi ini hanya terjadi dalam satu kuartal itu saja.

e-Wallet BUMN vs Swasta

LinkAja sebagai satu satunya e-wallet milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara) memiliki ranking statis sejak Q2 2019 hingga Q2 2020, dalam hal pengguna aktif bulanan maupun total download aplikasi di Android dan iOS.

LinkAja memiliki hampir 50 juta pengguna yang tersebar di lebih dari 90% wilayah di seluruh Indonesia. Sebanyak 83% pengguna LinkAja tersebar di luar Jakarta, dengan 40% pengguna di antaranya berada di luar Pulau Jawa.

Sejak kehadirannya, LinkAja juga sudah memiliki pengguna tetap karena merupakan gabungan dari 4 e-wallet berbasis bank yang sudah cukup populer di Indonesia.

Data yang iPrice dan App Annie dapatkan menunjukan keunikan dimana e-wallet milik swasta justru memiliki lonjakan fluktuatif pengguna aktif bulanan dalam setahun, terutama yang berada di posisi 5 hingga 10.

Kesempatan untuk terus berkembang dan berinovasi masih terbuka lebar mengingat masih tingginya akuisisi pengguna untuk e-wallet selain GoPay, Ovo, Dana dan LinkAja.

JakOne Mobile Naik Peringkat

JakOne Mobile Bank DKI merupakan e-wallet berbasis bank yang dapat digunakan oleh nasabah yang sudah memiliki rekening tabungan Bank DKI, ataupun calon nasabah yang belum membuka rekening tabungan.

Bank DKI dipilih sebagai bank untuk penyaluran Dana KJP Plus (Kartu Jakarta Pintar). Penarikan dana ini bisa dilakukan melalui ATM maupun dengan datang langsung ke kantor Bank DKI terdekat.

Adanya kebijakan bantuan pemerintah memengaruhi ranking pengguna aktif bulanan JakOne Mobile. Pada Q1 2020, JakOne Mobile menduduki peringkat sembilan. Kemudian pada Q2 2020 JakOne Mobile naik empat peringkat di posisi kelima.

Untuk total download aplikasi, JakOne Mobile juga mengalami peningkatan ranking dari posisi sembilan ke posisi ke tujuh. Hal ini dikarenakan anjuran pemerintah DKI Jakarta untuk menggunakan JakOne Mobile sebagai aplikasi untuk mengecek saldo dana bantuan yang dikirimkan.

Turut sertanya Bank DKI dalam membantu meringankan beban finansial pelajar di Jakarta menjadikan aplikasi e-wallet JakOne sebagai alternatif transaksi non-tunai bagi penduduk Jakarta.

Peningkatan Pemakaian Aplikasi Finansial

Analisis sesi pada aplikasi finansial di Indonesia menunjukan adanya peningkatan hingga 70% sejak Juni 2019 hingga Juni 2020. Total sesi pada 2019 untuk penggunaan aplikasi finansial sebanyak 1,67 miliar meningkat hingga 2,83 Miliar per Juni 2020.

Penggunaan lebih dari satu brand e-wallet di Indonesia bisa dikaitkan dengan peningkatan sesi ini. Di Indonesia, 47% pengguna e-wallet memiliki 3 atau lebih e-wallet di smartphone mereka.

Menurut riset dari Ipsos terhadap 1.000 responden, 28% orang menggunakan 2 e-wallet untuk berbelanja, dan 21% responden memiliki hanya satu e-wallet di smartphone mereka.

* Artikel ini berdasarkan riset iPrice: e-Wallet Lokal Masih Mendominasi Q2 2019-2020.