Sempat diberitakan bakal segera diblokir di Amerika Serikat, jalan bagi TikTok untuk terus beroperasi di Negeri Paman Sam kini kembali terbuka setelah dua perusahaan AS, Oracle dan Walmart, menyatakan bakal mengakuisisi sebagian sahamnya.
Presiden AS Donald Trump pada Sabtu kemarin menyetujui perjanjian yang dengan bakal memungkinkan TikTok mempertahankan bisnisnya di Amerika Serikat tersebut.
“Saya telah merestui persetujuan tersebut. Jika mereka (TikTok, Oracle, dan Walmart) bisa menyelesaikannya, itu bagus. Namun jika tidak, maka juga tidak apa-apa,” ujar Trump.
Dia melanjutkan bahwa deal dengan kedua perusahaan AS bakal mengatasi kekhawatiran atas keamanan nasional AS, terkait tudingan kegiatan mata-mata oleh TikTok. Sebelumnya Trump mengancam akan memblokir TikTok kalau tidak dijual ke perusahaan AS.
Perusahaan baru yang memberikan sebagian porsi kepemilikannya kepada Oracle dan Walmart tersebut bakal dinamai TikTok Global. Direktur dan pakar keamanan asal AS bakal menjadi anggota dewan direksinya.
Menurut Trump, TikTok global nantinya akan “sepenuhnya dikendalikan oleh Oracle dan Walmart”. “Sekuritinya akan 100 persen. Secara konsep, ini deal yang bagus buat Amerika Serikat,” ujar Trump. Tak lama setelah Trump memeberi restu, Oracle mengatakan bahwa pihaknya bakal mengakuisisi 12,5 persen saham TikTok Global. Sementara itu, dhimpun KompasTekno dari Business Insider, Minggu (20,9/2020), Walmart bakal mendapat jatah sebesar 7,5 persen.
“Kedua perusahaan akan ikut serta dalam sesi pendanaan pra-IPO dari TikTok Global, di mana mereka dapat mengakuisisi 20 persen saham perusahaan secara kumulatif,” sebut pihak TikTok dalam sebuah pernyataan.
Disebutkan pula bahwa TikTok akan mengembangkan kantornya di AS dengan menambah 25.000 lapangan pekerjaan baru di seluruh negeri.
TikTok sendiri adalah media sosial berbasis video pendek yang popularitasnya terus melejit di seluruh dunia, termasuk juga AS, yang menyumbang angka pengguna aktif bulanan mencapai kisaran 100 juta.